Anis Matta : PKS Mulai Bahas Detail Koalisi dengan Gerindra

Selasa, 29 April 2014

JAKARTA -— Presiden PKS Anis Matta mengatakan, pendekatan yang dilakukan Gerindra kepada PKS akan serius mereka tanggapi. “Sebelumnya komunikasi politik dilakukan secara personal, tidak resmi, itu bertujuan menggali informasi, bukan deal politik dan tanpa media. sekarang kita ingin masuk ke detil tidak bersifat umum dan normative lagi,” papar dia dalam kicauan akun twitternya @anismatta Selasa (29/4).

Anis berujar, ia dan segenap pimpinan PKS sudah mempertimbangkan sejumlah aspek sehingga sampai pada keputusan awal untuk serius menjajaki tawaran Gerindra. Anis berujar, dengan Gerindra, diskusi mengenai format koalisi yang diperlukan untuk syarat 20 persen hingga strategi pemenangan intens dibicarakan.

Tak hanya itu, pembicaraan seputar konsep pengelolaan pemerintahan jika menang serta pola koalisi parlemen sebagai oposisi jika kalah pun turut PKS diskusikan dengan Gerindra. “Dari hasil pendalaman itulah nanti kami akan mengambil keputusan tentang koalisi secara final,” ujarnya. [ROL]
Read Post | komentar

PKS Lampung Sukses Naikkan Jumlah Kursi DPRD Se-Lampung

 BANDAR LAMPUNG - Ditengah situasi yang dinamis bahkan sering disebut sebagai pemilu paling keras dibanding sebelumnya, pemilu 2014 ini PKS Lampung justru mengalami peningkatan-peningkatan, baik disisi jumlah suara maupun jumlah kursi. Berdasarkan pleno KPU, dibandingkan pemilu 2009 lalu, jumlah suara PKS Lampung di tingkat DPRD Provinsi tahun 2014 ini meningkat 22,6 persen atau sebesar 88.431 suara dari sebelumnya 302.835 suara menjadi 391.266 suara. 


Dengan peningkatan tersebut, PKS juga bertambah kursi dari sebelumnya 7 (tujuh) di tahun 2009 menjadi 8 (delapan) kursi di tingkat DPRD Provinsi Lampung.   Sementara untuk tingkat DPRD Kota/Kabupaten se Lampung, PKS juga mengalami peningkatan suara. Dari sebelumnya 260.895 di tahun 2009 menjadi 306.776 pada tahun 2014, atau terjadi kenaikan sebesar 14,95 persen. 

Dengan peningkatan tersebut diprediksi PKS Lampung akan mengalami peningkatan jumlah kursi di tingkat DPRD Kota/Kabupaten se Lampung, dari sebelumnya 47 kursi menjadi 49 kursi. Penambahan kursi ini, diluar upaya penambahan 3 kursi dari 3 Kota/kabupaten di Mahkamah Konstitusi. 

Begitu pula di tingkat DPR RI, secara keseluruhan meskipun jumlah kursi tetap, PKS mengalami peningkatan suara sebesar 14,06 persen dari sebelumnya 303.326 suara pada tahun 2009 menjadi 352.971 suara. Menurut Ketua PKS Lampung, Gufron Azis Fuadi, kenaikan-kenaikan tersebut patut kita syukuri. “Atas rahmat Allah SWT, prestasi-prestasi ini membuktikan bahwa kesolidan dan kerja keras seluruh elemen dalam pemenangan pemilu membuahkan hasil yang signifikan dan membuktikan pula bahwa masyarakat Lampung masih percaya dengan PKS” kata Gufron.

 Gufron juga menyampaikan terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh kader, caleg, dan simpatisan yang telah bekerja keras memenangkan PKS. “Mudah-mudahan kerja keras dan segala yang telah di keluarkan baik tenaga, waktu bahkan biaya di balas Allah dengan kebaikan-kebaikan yang berlipat ganda”  ujar Gufron.

Sementara itu, menanggapi kenaikan suara PKS di tingkat DPRD Kota/Kabupaten, Provinsi dan DPR RI  Analis Kebijakan Publik, FISIP Unila, Dedi Hermawan yang di hubungi melalui telefon seluler menyampaikan bahwa kenaikan suara PKS khususnya di Provinsi Lampung menunjukkan bahwa ditengah badai yang satu tahun belakangan menghantam partai tersebut, soliditas kader, caleg dan struktur terlihat solid dan efektif bekerja dalam pemenangan pemilu. 

“Dugaan saya, pemilu tahun ini adalah puncak soliditas kader-kader PKS dibanding pemilu-pemilu sebelumnya” kata Dedi. Disamping sisi soliditas kader, caleg dan struktur PKS, kepemimpinan Anis Matta sebagai Presiden PKS juga tampak efektif mensolidkan dan menggerakkan seluruh resource (sumber daya) yang di miliki oleh PKS. 

“Menurut saya, ini entry point, bahwa disamping sebagai pemimpin, Anis Matta juga mampu mensolidkan dan kemudian memotivasi seluruh kader dan  resource yang dimiliki PKS untuk bergerak memenangkan partai tersebut” ungkap Dedi. Satu hal lagi yang tak kalah penting menurut Akademisi FISIP Unila tersebut bahwa kepemimpinan PKS di daerah juga menjadi variabel yang tidak bisa di kesampingkan. 

 “Karena bagaimanapun juga pemimpin PKS di daerah langsung bersentuhan dengan kader-kader dan simpatisan partai” ujar Dedi. “Sehingga kemudian pemimpin PKS di daerah, Lampung misalnya, dinilai berhasil memompa semangat kader untuk bergerak memenangkan PKS, dan mampu membedakan persoalan pribadi dengan persoalan institusi’ pungkas Dedi. [Humas PKS Lampung/ Que]    
Read Post | komentar

Tifatul: PKS Dalami Isu HAM Prabowo


Jakarta - Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto kerap dikaitkan dengan pelanggaran HAM di akhir periode rezim Orde Baru. PKS yang tengah gencar berkomunikasi dengan Gerindra pun tak luput mempertimbangkan isu tersebut.

Anggota majelis syuro PKS Tifatul Sembiring mengungkapkan partainya mendalami isu HAM yang dikaitkan dengan Prabowo.

"Ya itu juga sedang didalami dan ada juga jawaban dari Pak Prabowo-nya. Apa situasi yang terjadi saat itu kan juga belum clear juga bagi kita. Kalau ada tuduhan-tuduhan, ya macam-macam lah ya," kata Tifatul di gedung Setneg, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (29/4/2014).

Tifatul mengatakan, akar rumput PKS dan komunitas Islam pada umumnya menyampaikan aspirasi ke partainya soal koalisi pilpres. Menurutnya, banyak yang menginginkan PKS membentuk koalisi partai Islam sebelum berkoalisi dengan partai nasionalis.

"Komunikasi banyak juga yang usulkan ke Prabowo. Ada juga yang usulannya kita kuatkan dulu koalisi partai-partai Islam. Sebenarnya saya ingin perkuat partai Islam untuk bargaining power saja. Kalau kita bersatu kan kuat tuh, mau jadi capres, cawapres, belakangan saja. Atau kita enggak usah jadi apa-apa deh. Yang penting kita bersatu," tuturnya.

Menteri Komunikasi dan Informasi ini mengungkapkan kepastian koalisi dengan Gerindra akan diumumkan sebelum tanggal pendaftaran capres ke KPU.

"Saya pikir sebelum 18 Mei kita putuskan, kita akan ada lagi sidang majelis syuro sebelum itu,"imbuhnya. [detik]
Read Post | komentar

Aher : Hari Buruh, Perusahaan Wajib Liburkan Karyawan

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) berjanji akan memberikan sanksi kepada perusahaan yang tidak meliburkan karyawannya saat Hari Buruh Internasional atau Mayday pada 1 Mei. Seperti diketahui, Pemerintah Pusat telah menetapkan 1 Mei sebagai hari libur nasional.

”Tentu saja kalau ada melanggar (tidak libur) akan ada sanksi. Urusan sanksi belakangan. Gampang,” tegas Aher saat ditemui di Mapolda Jabar, Selasa (29/4/2014).

Aher mengungkapkan, pemerintah daerah tidak mengeluarkan surat pemberitahuan libur kepada perusahaan-perusahaan karena hal ini merupakan kebijakan pusat.

“Semua perusahaan harus libur. Kasih lah kesempatan karyawan dan pekerja merayakan Hari Buruh Internasional,” ucapnya.

Sementara itu, kepada pekerja, Aher mengimbau agar Hari Buruh Internasional dirayakan dengan hal positif.

“Dengan catatan, acara itu menarik dan tidak mengganggu ketertiban dan keamanan,” tukasnya. [okezone]
Read Post | komentar

Fahri Hamzah: Mari Kita Baca Prabowo Apa Adanya

Kedekatan elite-elite Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan Partai Gerindra dan Prabowo Subianto terbaca jelas.

Kedua partai mungkin saja membangun komunikasi politik dalam pertemuan-pertemuan tertutup, tetapi elite PKS tidak segan berkicau di media sosial menggambarkan "kemesraan" di antara mereka.

Kemarin, lewat akun @anismatta Presiden PKS Anis Matta lebih tegas menyatakan bahwa Gerindra dan PKS sudah memasuki tahap pembicaraan serius dan mendetail. Terutama soal format koalisi, bentuk pemerintahan, bagaimana cara pemenangan, bahkan sampai bagaimana jika kalah di Pilpres.

Kicauan Anis dilanjutkan oleh Wasekjen DPP PKS, Fahri Hamzah. Sama-sama di dunia twitter, pada dinihari tadi @fahrihamzah berkicau "menyanjung" capres Gerindra, Prabowo Subianto.

Dimulai dari pertanyaan refleksi apakah perlu membangun pemerintahan yang kuat, Fahri mengajak pembacanya membandingkan semua hal dari capres-capres yang ada misalnya Jokowi, Prabowo, Aburizal Bakrie dan Dahlan Iskan.

"PKS mengajak publik sekarang membaca Prabowo dan membandingkannya dengan yang lain," kata dia.

"Ajakan ini ajakan waras, jangan pakai emosi. Mari baca Prabowo apa adanya," ajaknya lagi.

Dia bilang, yang mendukung capres lain tidak perlu sakit hati. Karena kalau calon yang didukung adalah orang baik, maka dengan sendiri pasti tampak. Inilah demokrasi menurut Fahri.

"Kami juga mencoba mengenal lebih dari yang kami kenal. Tapi keluarga Prabowo memang legenda di Indonesia. Bukan hanya dia, keluarganya sangat dikenal," tambah Fahri.

"Silakan Google atau ke Wikipedia dan cari nama-nama Prabowo Subianto atau Djojohadikusumo, selamat Qiyam," tutupnya. [RMOL]
Read Post | komentar

Mencermati Manuver PKS Dalam Pilpres by @sangpemburu99


Dinamika politik menjelang Pilpres 2014 makin menarik dicermati. Partai2 saling bermanuver menggalang koalisi.
  
Salah satu partai yg cukup menyedot perhatian adalah PKS. Publik menunggu-nunggu langkah apa yg akan diambil partai ini menyongsong pilpres.
      
Mengapa langkah PKS cukup menarik perhatian publik? Bukankah sempat ada kesan bahwa partai2 lain cenderung enggan "berkawan" dgn PKS?
  
Kesan itu terbangun setelah PKS melakukan berbagai langkah berani dgn mengambil sikap berbeda dgn Partai Demokrat terkait bbrp isu strategis
  
Masih ingat isu Bank Century? Masih ingat isu angket mafia pajak? Isu kenaikan harga BBM? Dlm isu2 itu PKS berani berseberangan dgn PD.
  
PD yg notabene merupakan pimpinan koalisi dan partai terbesar sempat dibuat frustrasi dgn sikap PKS yg "tdk bisa dikendalikan" dan "bandel".
  
Bahkan akibat sikap berani PKS itu, portofolio PKS di kabiet dikurangi dgn dicopotnya Menristek Suharna Surapranata.
  
Dan tidak berhenti sampai disitu. Banyak elit PD mendesak SBY untuk "menendang" PKS dari Setgab.
  
PKS jg sempat tdk diundang dlm bbrp rapat Setgab. Intinya, PKS dikucilkan dan saat itu hampir semua org menduga PKS akan sgr "ditendang".
  
Namun apa yg terjadi? Ternyata sampai hari ini, menjelang berakhirya masa kekuasaannya, SBY tetap tidak berani mengeluarkan PKS dari kabinet
  
Sikap SBY ini sempat membuat frustrasi sebagian elit Demokrat seperti @ulil dan @ruhutsitompul yg sudah gerah dgn manuver PKS.
  
Tapi apa mau dikata, SBY punya pertimbangan dan perhitungan sendiri dg membiarkan PKS tetap di kabinet sampai berakhir pemerintahannya.
  
Dari kasus itu akhirnya dimunculkan "imej" bahwa PKS itu bukan kawan koalisi yang baik. PKS tidak konsisten, PKS mau menang sendiri, dsb.
  
Namun ternyata imej itu tidak terbukti, paling tidak fakta yg tersaji dlm beberapa hari ini. Ternyata masih banyak yg berminat m'gandeng PKS
  
Kemarin terungkap bahwa kubu ARB dan Prabowo sudah intens berkomunikasi dgn PKS. Bahkan Prabowo sdh menyampaikan surat resmi ajakan koalisi.
  
Sempat mencuat juga rencana SBY membentuk poros baru dgn menggandeng PAN, PKB dan PKS. Intinya, msh banyak yg berminat melamar PKS.
  
Lalu pertanyaannya, mengapa PKS msh dianggap menarik untuk diajak berkoalisi dlm Pilpres mendatang? Apa mereka gak mau belajar dr Demokrat?
  
Menurut saya, setidaknya ada bbrp faktor yg membuat PKS masih banyak dilirik untuk diajak berkoalisi memenangkan pilpres mendatang.
  
(1/2) Pertama, perolehan suara PKS yg mencapai kurang lebih 7%. Hasil ini jauh di atas hasil survei berbagai lembaga yg memprediksi ..
  
(2/2) capaian suara PKS akan terjun bebas, bahkan ada yg memprediksi PKS tdk lolos PT 3%.
   
Raihan suara PKS itu telah menjungkirbalikkan prediksi berbagai lembaga survei, termasuk lembaga2 yg "sudah punya nama".
  
Fakta itu membuat bargaining position PKS tetap kuat. Makanya tak heran, kubu ARB dan Prabowo intens mendekati PKS utk diajak berkoalisi.
  
Dan hal itu makin diperkuat fakta bahwa capaian suara PKS itu hanya mengandalkan kerja mesin partai. Mengapa demikian?
  
Tidak ada 1 caleg pun di PKS yang berstatus sebagai artis/pesohor. Bandingkan dgn partai2 lainnya yg berlomba memasang artis sbg calegnya.
  
Apalagi perolehan kursi PKS di DPR yang besar kemungkinan tidak kalah dengan kursi PKB yg perolehannya di atas PKS (9%).
  
Ini tdk lepas dr sebaran basis massa PKS yg cukup merata (tdk "numpuk" di satu wilayah spt PKB) shg menguntungkan dalam hal perolehan kursi.
  
Faktor jumlah kursi ini juga penting mjd pertimbangan khususnya bila dikaitkan dgn dukungan parlemen utk mengamankan kebijakan pemerintah.
  
Faktor kedua yang membuatnya masih menarik/dilirik partai lain utk diajak koalisi dlm pilpres mendatang adalah kinerja mesin politiknya.
  
Sejak keikutsertaannya dlm pemilu 1999, kinerja mesin PK/PKS dikenal cukup handal karena didukung kader2 yang militan dan mau berkorban.
  
Di pileg 2014 kemarin misalnya, peran saksi2 dr PKS sangat menonjol dibanding saksi partai lain dlm proses pemungutan & penghitungan suara.
  
Militansi kader PKS dlm menjaga dan mengamankan suaranya juga terbukti membuat pihak2 yg akan berbuat curang berpikir dua kali.
  
(1/1) Saksi2 yg militan spt saksi2 dari PKS ini tentunya sangat diperlukan dlm pilpres nanti. Shg tdk tertutup kemungkinan,..
  
(2/2) ... saksi2 dr PKS lah yg justru lebih diandalkan daripada saksi2 dari parpol si capres itu sendiri. Ini jg terukti di pemilu 2009 dulu
  
Dengan dua faktor utama tersebut, maka tak heran kalau PKS masih menjadi primadona utk diajak koalisi (tentunya di luar kubu Jokowi/PDIP).
  
Lalu kemana arah pilihan PKS untuk berkoalisi? Berdasarkan inforasi dari bang @Fahrihamzah lewat kultwitnya kemarin, sdh cukup jelas.
  
Ya, nampaknya pilihan berkoalisi PKS jatuh ke capres partai @Gerindra , Prabowo Subianto. Ini sesuai dugaan saya spt kultwit terdahulu :)
  
Dan menurut hemat saya, pilihan bergabung mengusung Prabowo adalah pilihan terbaik dari terbatasnya pilihan yg ada. Pilihan paling rasional.
  
Idealnya memang PKS bersama2 partai2 berbasis Islam lainnya (PKB, PAN, PPP, PBB) menggalang poros terpisah utk mengusung capres sendiri.
  
Namun realita politik yg kita saksikan berbicara lain. Bersatunya partai2 berbasis Islam itu baru sebatas wacana.
  
Ketiadaan "figur pemersatu" dan ego masing2 partai mjd hambatan terbentuknya poros partai berbasis Islam itu.
  
Hanya PKS yg nampak serius dgn wacana itu. Sedangkan yg lain hanya sekedar "menggugurkan kewajiban". Mau bukti?
  
Hanya PKS lah yg mengirim wakilnya scr "fullteam". Ada presiden partai, sekjen, dan jajaran pengurus DPP.
  
Sedangkan partai2 lain hanya mengirimkan perwakilan "seadanya" saja. Dari sini saja sdh nampak PKS yg paling bisa menepikan ego politiknya.
  
Setelah wacana poros partai2 berbasis Islam kandas, apakah PKS harus berdiam diri? Tentu saja tidak.
  
PKS harus menentukan pilihan di tengah amat terbatasnya pilihan itu. PKS harus memilih yang paling rasional. Pilihan terbaik dr yg ada.
  
Yang jelas, PKS "tidak mungkin" bergabung dgn PDIP mendukung Jokowi. Mengapa? Anda semua tentu sudah tahu jawabannya :D cc @MustofaNahra
  
Lalu bagaimana dgn pilihan bergabung dgn Golkar mengusung Ical? Ada banyak catatan di sini yg harus dicermati.
  
Elektabilitas ARB yg tak kunjung terdongkrak dan dukungan internal Golkar kpd ARB yg tdk maksimal adalah catatan penting yg hrs dilihat.
  
Lalu bagaimana dgn pilihan berabung ke kubu SBY yg "konon" akan membentuk poros baru mengusung capres sendiri? Pilihan ini jg problematik.
  
(1/1) Pertama, tdk ada figur alternatif yg kemungkinan didukung poros bentukan SBY yg elektabilitasnya cukup memadai.
  
(2/2) Kedua, pebentukan poros itu baru wacana. Tdk ada jaminan partai2 spt PAN, PKB mau diajak PD bergabung membuat poros baru.
  
Dan pilihan berikutnya adalah bergabung ke @Gerindra mengusung Prabowo sbg capres. Inilah pilihan yg paling rasional. Mengapa demikian?
  
Pertama, Prabowolah capres yg paling berpeluang utk menandingi elektabilitas Jokowi. Setidaknya ini berdasarkan survei2 yg ada.
  
Kedua, Gerindra adalah partai yg sedang "naik daun" (the rising star), spt PD dan PKS di tahun 2004.
  
Artinya mesin politik Gerindra yg solid dgn didukung dana yg memadai merupakan "advantage" tersendiri utk menopang kemenangan Prabowo.
  
Dan ketiga, dari semua capres yg ada, Prabowo lah yg terlihat paling intens dan serius mengajak PKS berkoalisi memenangkan pilpres.
  
Dengan demikian, bergabung dgn @Gerindra mengusung @Prabowo08 adalah pilihan terbaik bagi PKS saat ini di antara pilihan2 lainnya yg ada.
  
Namun tentu saja setiap pilihan politik ada risikonya, termasuk pilihan PKS bergabung dgn Gerindra mendukung Prabowo.
  
Lalu apakah mendukung Prabowo merupakan pilihan ideal bagi PKS. Jelas tidak!! Tapi PKS tdk bisa berdiam diri hanya mjd penonton.
  
Namun ketidakidealan itu bisa sedikit dikurangi dgn membuat komitmen politik yg jelas antara PKS dan Gerindra. Termasuk bila nanti kalah.
  
Dan menurut saya, PKS dan Gerindra harus berkomitmen bila nanti kalah, harus tetap beroposisi, tidak bergabung ke kubu pemenang.
  
Lalu apakah cukup hanya Gerindra dan PKS yg mengusung Prabowo dlm pilpres mendatang? Menurut saya tidak cukup!
  
Dibutuhkan paling tidak 1 partai lagi untuk bergabung mendukung Prabowo.
  
Kalau melihat kecenderungan konstelasi politik saat ini, partai yg berpeluang besar mengusung Prabowo adalah PAN dan Hanura.
  
PAN itu "fleksibel" bisa kemana saja, asal mau mencalonkan Hatta Rajasa sbg cawapresnya. Sdgkan Hanura juga berpeluang bergabung, mengapa?
  
Kita lihat Wiranto sudah "rujuk" dgn Prabowo. Perang dingin di antara mereka sejak peristiwa 1998 nampaknya sdh berakhir.
  
Dan Wiranto saya kira juga cukup realistis melihat perolehan suara partai Hanura yg menduduki peringkat terbawah dr 10 partai yg lolos PT.
  
Bagaimana dgn PKB? Nampaknya partai ini sdh kepincut dgn Jokowi dan bergabung dgn PDIP, meski harus "meninggalkan" si raja dangdut...
  
Artinya, kemungkinan besar Wiranto tdk akan memaksakan diri maju sbg capres/cawapres. Meski opsi sbg cawapres Ical juga masih terbuka.
  
...yg telah berkontribusi besar mengerek perolehan suara PKB kemarin. Soal janji mau mencapreskan Rhoma? Ah, seribu alasan bisa dibuat..
  
Bagaimana dgn PPP? Nampaknya partai ini ada sinyal bakal bergabung ke kubu PDIP pasca "kemenangan" kubu Emron Pangkapi dan Romi atas SDA.
  
Lalu bagaimana dengan Demokrat? Saran saya, cuekin saja! :D Kalau Golkar? Hehe, partai ini msh sibuk dgn masalah internalnya yg gak solid.
  
Kalau Golkar dan Demokrat gagal mendapat kawan, bisa saja mereka bersatu :) ARB bisa dipasangkan dgn pemenang konvensi Demokrat.
  
Dengan demikian akan ada 3 kubu. 1. PDIP-Nasdem-PKB-PPP, 2. Gerindra-PKS-PAN-Hanura, dan 3. Golkar-PD. Namun "formasi" ini bisa berubah...
  
Bila Demokrat memilih bergabung dgn Gerindra mengusung Prabowo. Dan Golkar? Tak ada pilihan lain kecuali bergabung dgn PDIP!
  
Sehingga pilpres nanti akan terjadi head to head antara kubu Jokowi dan Prabowo.
  
Kalau sampai terjadi duel head to head antara Jokowi vs Prabowo, ini akan menjadi pertarungan sengit. Gajah vs Gajah.
  
Namun nampaknya itu belum akan terjadi, setidaknya di putaran pertama. Saya tetap menduga ada minimal 3 pasang capres cawapres di putaran I.
  
Dan pada putaran kedua, barulah akan terjadi head to head antara kubu Jokowi vs Prabowo dgn membawa gerbong masing2.
  
Lalu bagaimana PKS harus bermain dalam pertarungan itu? Tak ada kata lain, PKS harus ikut bermain dgn "totalitas". Jangan setengah2.
  
Lepas bagaimana nanti hasilnya, itu tidak menjadi masalah. Kalah sekalipun bukan kiamat bagi PKS. Mengapa demikian?
  
Pertama, PKS masih bisa menjalankan fungsinya dgn optimal sbg oposisi yg kuat di parlemen.
  
Apalagi bila ada komitmen dgn Gerindra dan partai2 pendukung lainnya untuk KONSISTEN menjadi oposisi bila kalah dlm pertarungan pilpres.
  
Kedua, meski di tingkat pusat PKS menjadi oposisi, namun di tingkat lokal PKS masih bisa berjuang memenangkan pertarungan melalui Pilkada.
  
Beberapa daerah sampai sejauh ini sudah dimenangkan PKS baik di tingkat propinsi maupun tingkat kabupaten/kota.
  
Di daerah2 di mana kepala daerahnya adalah kadernya, PKS masih bisa membuktikan dedikasinya untuk kemashlahatan masyarakat banyak.
  
Sekali lagi saya hanya berpesan melalui kultwit ini, bila nanti jago PKS kalah dlm pilpres, tetap KONSISTEN untuk jadi OPOSISI!
  
Jangan mau dibujuk untuk bergabung dlm pemerintahan sang capres rival. Ini demi marwah partai, kader, dan segenap simpatisan.
  
(1/1) Dan dgn konsisten berperan sebagai oposisi yang kuat dgn mengkritisi kebijakan2 yg merugikan kepentingan rakyat banyak, maka PKS ..
  
(2/2)..telah memiliki "tabungan" untuk pertarungan 5 tahun yang akan datang.
  
Jadi saya ucapkan selamat berjuang kepada PKS beserta segenap kader dan simpatisannya. Tanamkan "tsiqoh" kepada para pimpinannya.
  
(1/1) Apapaun keputusan yang diambil terkait pilpres nanti, itu semua adalah ijtihad politik yang diambil berdasarkan syuro dgn pertimbangan
  
(2/2)...kemashlahatan umat, bukan demi mengejar kekuasaan an sich.
  
Sekian kultwit tentang "MENCERMATI MANUVER PKS DALAM PILPRES 2014" ini. Semoga bisa menambah wawasan dan mencerahkan. Wassalam.




https://twitter.com/SangPemburu99
Read Post | komentar

Peternak Ayam Ini Melenggang Ke Gedung Rakyat

 KLATEN – Slamet Riyadi mungkin tidak akan menyangka perjalanan hidupnya akan berubah. Calon anggota legislatif (Caleg) nomor urut 2 Dapil V (Pedan, Bayat, Kalikotes, Trucuk) Klaten yang diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut berhasil duduk di kursi parlemen Kabupaten Klaten dalam Pemilu 2014.

Pria yang kesehariannya beternak ayam tersebut berhasil melaju ke DPRD Klaten dengan meraih 1.612 suara. Perolehan suara Slamet tersebut merupakan paling banyak dibandingkan sepuluh Caleg lain di Dapil tersebut.

Alhasil, suaranya pun terkatrol dari perolehan sisa suara di Dapil tersebut. Total, di Dapil V PKS mendapatkan 8.614 suara. Pria yang saat muda aktif di lembaga dakwah kampus dan mengajar anak TPA.

Hasil tersebut memang di luar dugaan. Apalagi, pria kalem yang bertempat tinggal di Dusun Sidorejo RT 004/RW 013, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat itu tidak pernah membayangkan menjadi anggota dewan.

Menceritakan kisahnya, Slamet adalah seorang peternak ayam di desanya. Pria kelahiran Klaten, 14 Mei 1980 telah memiliki empat kandang dengan 10.000 ekor ayam.

Selain beternak, Slamet yang telah dikaruniai tiga orang anak tersebut juga berprofesi sebagi kontraktor. Menurutnya, menjadi anggota dewan bukanlah keinginannya. “Menjadi anggota dewan ini adalah amanah dari teman-teman dan saya akan berkomitmen memperjuangkan kepentingan rakyat,” paparnya saat ditemui wartawan di kantor DPC PKS Klaten, Rabu (23/4/2014).

Pria yang bergabung dengan PKS sejak 1999 tersebut mengaku tidak pernah meracuni masyarakat dengan politik kotor seperti bagi-bagi uang. Dalam Pemilu 2014, dia mengandalkan 300 relawan dari tujuh desa, yakni Krakitan, Krikilan, Jotangan, Paseban, Kebon, Wiro dan Tawangrejo yang ada di Kecamatan Bayat.

“Saya tidak bagikan amplop, tetapi cara yang saya gunakan adalah dengan menjaga hubungan dengan sejumlah relawan seperti ngopeni kelompok tani, pengurus RT/RW hingga masyarakat,” kata alumni Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2004 ini.

Dengan usaha kerasnya itu, dia berhasil duduk di kursi parlemen dengan suara yang cukup pas-pasan. Namun, dia mengaku tetap mensyukuri kesempatan yang telah diberikan tersebut.

Pria yang menjadi Pengurus DPD PKS Klaten dan Koordinator Dapil V tersebut ingin melakukan perbaikan di berbagai sektor pelayanan. “Perbaikan itu di antaranya, rumah tidak layak huni, sektor pertanian, lingkungan, kesehatan hingga pendidikan,” jelas anak keempat dari lima bersaudara ini.

Sebelumnya,putra dari Mulyo Samirah dan Mulyo Diharjo itu juga pernah maju menjadi anggota DPRD Klaten pada Pemilu 2009. Namun, dia gagal karena hanya mendapatkan 1.200 suara.[pkslaweyan]



Read Post | komentar

'Unpredictable' Suara PKS Di Kalsel by Aboe Bakar Al Habsyi


1. Pertama sekali, Saya ucapkan terima kasih kepada bubuhan Banjar sabarataan yang kembali memilih saya. ...

2. Terima kasih karena mempercayai saya kembali untuk mewakili Kalsel di DPR RI selama 5 tahun kedepan ...

3. Harus diakui bahwa pada Pemilu kali ini saya harus puas menempati posisi kedua, untuk perolehan suara pribadi caleg ‪#‎Pemilu‬ 

4.Tidak seperti pada pemilu 2009, dimana saya bisa menempati urutan pertama untuk perolehan suara pribadi caleg  

5. Meskipun demikian, saya masih bisa berdiri tegak tanpa harus menekuk muka. Karena perolehan suara tersebut ada murni aspirasi masyarakat. ‪#‎Pemilu‬ 

6. Saya tidak melakukan permainan uang, karena memang tidak ada anggaran untuk money politic. 

7. Saya sangat bersyukur, ditengah badai yang menimpa PKS, suara saya pribadi masih mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

 
26. Seolah tidak terjadi apapun dilapangan, sehingga nihil penindakan hukum untuk persoalan money politic ini.

27. Kami sangat merasakan dampak langsung dari praktik politik uang tersebut, banyak suara PKS yang hilang lantaran termakan rupiah.

28. Seperti disalah satu kabupaten yang merupakan basis PKS, suara kami tergerus hingga separuhnya.

29. Di wilayah tersebut kami memiliki lebih dari 30ribu lebih anggota yang sudah memiliki KTA

30. Namun, pada faktanya kami hanya memperoleh 20ribuan suara di daerah tersebut  

31. Ini membuktikan bahwa anggota kami yg berKTA& dirawat secara berkala dng berbagai kegiatanpun akhirnya juga termakan dgn poltik transaksional ‪#‎Pemilu‬

32. Saya kira, ini adalah catatan penting untuk Pemilihan Umum kedepan.  

33. Penegakan hukum, utamanya penindakan terhadap praktik politik uang harus dilakukan secara tergas oleh pengawas pemilu dan penegak hukum.‪#‎Pemilu‬ 

34. Bila perlu ditambahkan unsur pidana money politic, sehingga ancaman pidana tidak hanya dikenakan kepada pemberi uang, melainkan juga penerimanya.‪#‎Pemilu‬ 

35. Persoalan serius lainnya adalah keseriuan KPU untuk menyiapkan perangkat

36. Di dapil saya banyak TPS yang tidak dilengkapi C1 berhologram, bahkan banyak yg hanya di kasih foto kopian

37. Bukankah jauh hari sebelum KPU telah tahu jumlah TPS secara pasti, kenapa bisa kekurangan form C1 ?

38. Padahal form c1 ini adalah bukti otentik untuk parpol dalam pembuktian sengketa hasil pemilu, lantas gimana kalo cuman fotocopyan ?

39. Sepertinya lobang ini sengaja dibuat, agar suara masih bisa dimainkan

40. Praktik main curang juga masih terlihat, ada 15 TPS di Gambut, Martapura suara PKS tidak diinput ke form D1

41. Karena 15 TPS yang tidak diinput tersebut, PKS kalah 60 suara untuk DPRD Propinsi, kami kehilangan satu kursi

42. Sampai saat ini kami tetap perjuangkan agar suara PKS di 15 TPS tersebut diinput, meski nanti harus ke MK, Waja sampai kaputing

43. Saya berharap, Pleno KPU hari ini langsung mengkoreksi suara di 15 TPS tersebut, tak perlu berbelit, tak usah ke MK

44. Banyak pelajaran dari 2014, semoga pemilu kedepan akan lebih baik.....




https://twitter.com/aboebakar15 
Read Post | komentar

Di Tepian Makam Syuhada Uhud

Hamparan pasir. Bukit batu. Panas terik.  Dan kerumunan manusia. Panas menari di ubun-ubun. Kilaunya memantul dari pasir dan batu-batu. Sungguh siang yang sempurna.  Namun sama sekali tak menyurutkan para peziarah. Untuk mendatangi medan Uhud.  

Sebuah lanskap alami yang unik.  Jika berdiri di atas bukit Rumat,dimana dahulu Rasul SAW  menempatkan pasukan panah, maka tampak di sebelah kanan bukit Uhud yang memanjang. Terdiri hanya batu-batu. Terjal dan tajam. Di sebelah kirinya padang pasir membentang.  Sebuah tempat yang terbuka. Di sanalah pertempuran sengit terjadi. 700 Mujahid dari kalangan Muhajirin dan Anshor menantang 3000 pasukan Kafirin Mekah.


Menatap hamparan pasir itu, Seperti mendengar teriakan, ringkik kuda dan dentingan pedang yang beradu. Kepulan debu mengangkasa dan peluh bercampur darah membajiri hamparan pasir yang kerontang. Serangan terarah pasukan Muslim membuat jantung pertahanan musuh terbuka. 


Melihat celah itu, Hamzah bin Abdul Mutholib dengan sigap memimpin pasukan untuk terus maju mendobrak pertahanan lawan. Mush’ab bin Umair yang membawa panji Islam melesat ke depan. Diikuti pasukan singan jantan yang mengamuk membabat setiap hadangan senjata lawan. Gerakan tak terduga itu membuat musuh gagap dan panik. 

Sementara serangan pasukan Muslim semakin merata di setiap sektor. Akhirnya hanya satu langkah terakhir yang diambil lawan, dengan bersemangat mereka melarikan diri. Mundur kocar kacir. Meninggalkan barang bawaan mereka.


“Foto tuan, foto tuan..!”  Suara dialek Arab mengejutkanku. Tukang foto amatir menawarkan jasanya padaku. Aku mengeleng. Namun ia tak surut. Dililitkannya sorban merah di leherku. Sambil senyum Aku menggeleng sambil melepas lilitan sorban dari leleherku. Seperti kecewa ia berlalu meninggalkanku. Tak lama berselang, Seorang pengemis wanita bercadar mengusikku. Menarik-narik lengan bajuku sambil menadahkan tangannya. “Satu real, satu real..!” ujarnya agak keras.  Aku kembali menggeleng sambil tersenyum sesopan mungkin.


Bukit Rumat adalah lokasi sangat bersejarah. Banyak peziarah mengabadikan diri dengan foto-foto. Namun juga dihuni banyak pengemis. Amat miris. Sungguh, tempat bersejarah ini tak layak ‘dihiasi’  pemandangan seperti itu.  Karena di tempat ini sebuah peristiwa besar terjadi. Di sinilah, saat perang Uhud dahulu,  para pemanah berhamburan turun ke hamparan padang terbuka ketika pasukan kafirin mundur meninggalkan laga. 

Dengan barang bawaan yang bertebaran karena dilepaskan begitu saja agar tidak memberatkan kuda dan unta mereka.  Ada yang berbeda memang, hamparan padang itu kini sudah ada bangunan persegi. Mungkin luasnya setengah lapangan sepak bola. Dengan pagar tembok beton sekitar dua meter tingginya. Itulah komplek makam syuhada Uhud. Dimana sayidus syuhada, Hamzah Paman Nabi SAW dimakamkan. Bersama Mush’ab bin Umair, Abdullah bin Jahsy dan syhuhada lainnya.


Kembali lembaran memori tersingkap. Angin panas membawa ingatan akan suasana dan kejadian yang berlangsung kala itu. Pertempuran yang awalnya dikendalikan kaum muslimin, kini berubah drastis. Pasukan kafir yang dikomandoi Kholid bin Walid kini mengambil alih jalannya pertempuran. Karena kondisi bukit Rumat yang ditinggalkan pasukan pemanah dari kaum muslimin. Pasukan muslim berada dalam posisi terjepit.  Karena pasukan kafir yang mundur kini kembali dan berbalik melakukan serangan. Sementara dari arah bukit, pasukan Kholid mendesak perlahan.


Korban mulai berjatuhan satu persatu.  Para prajurit muslim gugur menjadi syahid. Mush’ab bin Umair  jatuh ke tanah. Abdullah bin Jahsyi rebah tersungkur. Dan Hamzah bin Abdul Mutholib terhuyung di tombak dari belakang. Keadaan semakin genting. Posisi Nabi terdesak ke sisi bukit.  Sungguh kondisi yang sangat kritis. Sejarah kemudian mencatat, 70 tentara Muslim menjadi syahid.  Dan dimakamkan di tempat itu.


Berdiri di tepian makam syuhada Uhud, Apa yang kau saksikan? Hamparan pasir. Cadas dan bukit batu. Tapi sebenarnya adalah hamparan kesedihan. Tak perlu berlama-lama menatap gundukan makam-makam itu. Maka kedukaan mendalam akan melingkupi sukmamu. Dan rasa kasihan membuat alasan paling sederhana untuk menumpahkan air mata. Takan tertahan. Pasti akan terbayang bagaimana Hamzah tersungkur oleh tombok Wahsyi dan dirusak jasadnya oleh Hindun binti Abi Sofyan.  Mungkin kau mendengar suara takbir meninggi setelah pasukan Muslim dihujani anak panah dan puluhan jasad tersungkur bersimbah darah.


Berdiri di tepian makam syuhada Uhud, apa yang kau rasakan?  Sebuah fantasi ruhani. Cobalah  biarkan imajinasi berlari menerobos dimensi waktu. Tidakkah terdengar suara lembut shalawat bersahutan. Antara ada dan tiada. Bersamaan dengan semilir angin terdengar samar gemercik air dan keciap merdu burung-burung berkicauan. Semerbak kesturi menyentuh saraf penciuman dengan lembutnya. Di atas sana, awan seakan merobah formasinya. 

Menggumpal-gumpal menutup sengatan panas di atas padang berpasir. Dan tengah hari yang membara itu, seakan berubah menjadi begitu teduh dan sejuk. Geremang suara percakapan seakan tak putus-putus.  Kadang terdengar begitu dekat, kadang hilang seperti menjauh. Apakah sebenarnya yang tengah berlangsung. Suara canda tawa kembali terdengar, berselingan dengan hembusan angin dan hangatnya sinar mentari. Mungkin sebuah pesta yang dipenuhi kecerian dan kegembiraan.


Berdiri di tepian makam syuhada Uhud, apa yang kau dapatkan? Sebuah pelajaran teramat mahalnya bagi diri sendiri. Bagaimana Allah menampilkan potret manusia, bahwa harta selalu membuat tarikan sangat kuatnya. Dan ujian keimanan selalu beriringan dengan ujian harta. Dalam model dan bentuk yang berbeda. 


Kini lihatlah dirimu, apa yang tengah terjadi? Bisa saja itulah yang tengah Kau hadapi kini. Sesungguhnya kau tengah memperebutkan harta, padahal musuhpun belum lagi kau kalahkan. Tapi strategi jitu sudah kau terapkan. Itulah pelajarannya, bahwa harta bisa membuatmu bahagia. Namun ia pula yang membuatmu menderita. Dan hilang lenyap nilai muliamu sebagai manusia.

Berdiri di tepian makam syuhada Uhud, sebenarnya sebuah tazkiroh untuk diri. Bahwa kita tengah berdiri , di tepian makam sendiri. [pks-subang]




Subang, 21 April 2014

fb notes Dwi Fahrial
Read Post | komentar
 
© Copyright Indonesia Bangkit ! 2013 - Redesigned by @defio84 | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all