Mengawal Kebijakan Ala Ridwan Kamil

Selasa, 04 Februari 2014

BANDUNG — Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Penataan dan Pembinaan PKL di Kota Bandung salah satunya mengatur biaya paksa sebesar Rp 1 juta bagi pembeli di zona merah, mulai diberlakukan 2 Februari 2014.

Begitu juga denda Rp 1 juta untuk PKL ada di Perda Nomor 11 Tahun 2005 tentang Ketertiban Kebersihan dan Keindahan, diberlakukan mulai 2 Februari 2014. Namun, sampai Senin (3/2/2014), belum ada yang terjaring dan terkena sanksi tersebut.

Padahal, masih ada pedagang yang berjualan mencuri-curi kesempatan di saat petugas lengah. Pedagang yang nekat berjualan, ketika ditanya alasannya, enggan berkomentar dan langsung menghindar.

Beberapa pedagang memilih menawarkan dagangan di depan pertokoan Kings, Jalan Kepatihan, dan berdiri di tangga sehingga ketika ada petugas, mereka beralasan tidak sedang berjualan di zona merah.

Ira, warga Antapani, mengaku takut membeli barang di PKL karena takut terkena sanksi Rp 1 juta. "Daripada didenda Rp 1 juta, tak akan membeli, tapi apakah aturan ini akan terus ditegakkan atau hanya hangat-hangat kotoran ayam," kata Ira setengah bertanya.

Menyamar
Menanggapi masih adanya transaksi di zona merah, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengaku terus mencari cara terbaik untuk menegakkan Perda dengan keterbatasan personel yang ada.

"Jika masih ada yang bandel harus ditindak, kami tidak akan berhenti dan tidak akan menyerah untuk membersihkan zona merah dari PKL," ujar Ridwan.
Ridwan mengakui, masih ada kekurangan dalam penegakan aturan dan kekurangan yang terjadi di lapangan harus dibenahi.

Menurut Ridwan, penempatan meja penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) untuk menindak pelanggar di Jalan Kepatihan yang semula di depan Yogya Kepatihan harus dipindahkan ke depan Kings karena banyak transaksi di sana.

"Saya semalam menyamar melihat langsung situasi di Jalan Kepatihan dan saya lihat pedagang saat ada petugas lari ke sebuah gang dan berkelit sebagai wilayah pribadi," ujarnya.

Modus PKL yang berlari ke gang akan ditindak sebab sudah jelas mereka berjualan di zona merah. Jika masuk gang, bukan berarti bebas hukum.

Perlu waktu
Ditemui secara terpisah, Ketua Komisi A DPRD Kota Bandung Haru Suandharu mengatakan, mengubah budaya dan kebiasaan warga agar tak membeli barang dari pedagang kaki lima (PKL) di zona merah memerlukan waktu.
Meski begitu, Pemkot Bandung harus tetap sabar dan konsisten menjalankan aturan tersebut hingga warga memahami dan penuh kesadaran tak melanggar aturan.

Menurut Haru, biaya paksa yang diterapkan bagi pembeli dari PKL di zona merah ini merupakan upaya positif dalam penataan PKL di Kota Bandung.

Penerapan Perda Nomor 4 Tahun 2011, khususnya Pasal 24 Ayat 2 tentang biaya paksa, ini pun bukan cara mencari pendapatan asli daerah, dan juga bukan menyengsarakan PKL. "Ini ada tranformasi budaya. Jika tidak tegas, khawatir PKL kembali menjamur," ujar Haru. *


Read Post | komentar

PKS Pilih Capres Tunggal Usai Pileg 2014

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saat ini mengusung tiga nama sebagai bakal capres, yaitu Hidayat Nur Wahid, Anis Matta dan Ahmad Heryawan. Usai Pileg 2014 nanti, akan dipilih seorang capres dari tiga nama tersebut.

"Nanti setelah Pileg, majelis syuro akan kembali rapat, setelah melihat hasil pileg," kata Wasekjen PKS Mahfudz Siddiq kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2014).

Saat ini PKS akan melihat kinerja ketiga capresnya mendongkrak suara di Pileg 2014. Ketiga capres juga akan diminta mencari dukungan kepada pihak-pihak di luar PKS.

"Mereka harus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak," ujarnya.

Mengenai lawan politik dari ketiga capres itu, seperti Jokowi yang menjadi primadona di survei capres, PKS tak khawatir. Apalagi Jokowi belum dicapreskan oleh partainya.

"Saya khawatir hujan berkepanjangan ini makin memperkecil peluang Jokowi jadi capres," tutur Ketua Komisi I DPR ini.*


Read Post | komentar

[VIDEO] PKS = Peduli Korban Sinabung

pks bantu korban sinabung
Kepedulian PKS terhadap korban-korban bencana di Indonesia bukan hanya ditunjukkan pada masa-masa pemilu, jauh hari diluar pemilu PKS dengan kader-kadernya yg peduli selalu siap mengulurkan tangan kepada sesama. Terbukti bencana terbesar di negeri ini sewaktu tsunami aceh ribuan kader PKS dari seluruh Indonesia turun membantu korban mulai dari masa tanggap hingga masa pemulihan walaupun di setiap momen pemillu dan pilkada PKS tidak menang di bumi serambi Mekah itu.

Kini, memasuki tahun 2014 yg disebut-sebut orang tahun politik, negeri ini kembali harus menghadapi bencana - bencana, seperti banjir di Jakarta dan mayoritas daerah-daerah di Pulau Jawa, banjir bandang di Manado, dan Erupsi Gunung Sinabung.

Subhanallah, kader-kader PKS kembali menunjukkan eksistensinya sebagai partai yg peduli, gerakan kader-kader PKS di seluruh daerah terkena bencana selalu ditunggu-tunggu oleh warga.

Hari ini (4/1), Presiden PKS Anis Matta sedang berada di Sumatra Utara dan akan berkunjung ke Sinabung untuk mengunjungi para pengungsi dan memberikan harapan dan menebar cinta kepada warga Tanah Karo itu.

Apa yg sudah dilakukan kader-kader PKS dan Gubernur Sumatra Utara, Gatot Pujo Nugroho yg juga kader PKS bagi korban erupsi Gunung Sinabung ?, mari kita saksikan video berikut ini :(def)

Read Post | komentar

Sentilan : Dulu Petani Tak Punya Bapak, Sekarang Ada Bapaknya

suswono mentan ri
Diskusi alot antara Petani dan Menteri Pertanian Suswono tampak hangat pada program Sentilan Sentilun METRO TV tadi malam (3/1) bertema Habis Manis Petani Tebu Dibuang. 

Slamet Rahardjo selaku Pak Sentilan memuji Mentan Suswono asal PKS ini atas perhatiannya kepada para petani : "Aku baru tau artinya seorang Bapak, selama ini gak ada Bapaknya"
Butet  Kertaradjasa selaku Pak Sentilun : Sekarang ?, Ada Bapaknya, sambung Pak Sentilan, disambut riuh tepuk tangan.

Hal ini juga terlihat dari ungkapan harapan dari para petani tebu yg hadir, diwakili oleh salah seorang petani yg berkesempatan menanyakan perihal pupuk bersubsidi :
  
"Pak Menteri, teman-teman petani sangat merindukan seorang pemimpin seperti panjenengan, tepuk tangan buat Pak Menteri" ujar salah seorang petani tebu yg hadir, disambut riuh tepuk tangan petani lainnya.

Perhatian yg lebih juga ditunjukkan oleh Mentan Suswono kepada para petani, dimana semua para petani memiliki nomor hp pribadinya, sehingga jika ada hal yg perlu dipertanyakan, Mentan mempersilahkan para petani untuk mengirimkan sms kepadanya langsung. (def)


Penasaran bagaimana keseruannya, nonton lagi yukkk..............

Read Post | komentar

Pengamat LIPI : Politik Uang Cuma Hasilkan Pemimpin Semu

Politik uang jangan sampai mewarnai pelaksanaan Pemilihan Umum 2014 karena akan melahirkan kepemimpinan kuasi (semu), demikian harapan yang disampaikan Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia R. Siti Zuhro.

"Jika lebih berorientasi pada faktor akseptabilitas semu dan mengabaikan faktor visi, kapabilitas, dan integritas, akan melahirkan 'quasi leadership' (kepemimpinan kuasi/kuasipimpinan, red.)," kata dia, ketika dihubungi dari Semarang, Minggu (2/2).

Menyinggung soal pemimpin yang mumpuni hingga sekarang belum muncul, Prof. Wiwieq--sapaan akrab R. Siti Zuhro--mengungkapkan bahwa selama ini ada deviasi yang mewabah dalam proses rekrutmen pemimpin di banyak bidang yang lebih berorientasi pada faktor akseptabilitas semu.

"Akseptabilitas semu yang semata-mata didasarkan atas popularitas, koneksitas (nepotisme), uang (money politics), nasab (keturunan)," kata dosen tetap pada Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Riau itu.

Alumnus Curtin University, Perth, Australia, itu lantas memaparkan tiga karakter kepemimpinan kuasi, yakni "attitude", lebih sebagai politikus daripada pemimpin; "behaviour", lebih transaksional daripada transformatif; dan "actions/decisions", lebih simbolis daripada fungsional.

Prof. Wiwieq lantas menjelaskan indikator perilaku politikus versus pemimpin. Kalau politikus lebih "power oriented" atau berusaha memperoleh, mengelola, dan mempertahankan kekuasaan. Dalam hal ini, kekuasaan adalah tujuan.

Sebaliknya, pemimpin lebih berorientasi pada idealisme/tujuan dengan memanfaatkan kekuasaan yang diberikan atau tidak terpesona dengan kekuasaan, dan berani kehilangan kekuasaan demi cita-cita yang diyakini.

"Contohnya Hatta dan Gandhi yang menjadikan kekuasaan alat untuk mencapai tujuan," kata Prof. Wiwieq yang juga alumnus jurusan Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jember. *


Read Post | komentar

Survei : HNW - Jokowi = 72 %, Jokowi - Anis Matta : 28 %

Alhamdulillah, Hasil Survei tanggal 29 Januari 2014 selesai diolah dan dianalisa, Sasaran Survei kali ini adalah Anak Muda 25 - 35 Tahun dengan komposisi 50 % Pria dan 50 Persen Wanita, Screening Nara Sumber (obyek Survei) nya adalah anak muda yang beraktifitas sebagai Profesional muda, pembaca berita media Online Detik.com, Kompas.com, Okezone.com dan Media Islam dengan komposisi pembaca media Islam di Internet 50 % daripada media mainstream lainnya. 

Kemudian Nara Sumber yang disasar dalam survey ini adalah Penikmat media 70 % TV One, 15 % Metro TV dan 15 % Kompas TV, Karakteristik lainnya adalah Menjaga Sholat 5 waktu tanpa tertinggal baik secara sendiri maupun berjama’ah, Tilawah Qur’an rata-rata 2 x seminggu, dan Anggota dari Fans Page Islami setidaknya 5 Fans Page Islam, selain itu bukan Partisan, bukan Kader Partai manapun, Bukan Simpatisan, Bukan Anggota Partai apapun. Tidak ikut pengajian apapun dalam kurun waktu 5 tahun. Inilah screening dari Nara Sumber/Obyek Survei yang digunakan dalam jajak pendapat kali ini. 

Ketika disodorkan nama-nama Bakal Calon Presiden, ditemukan fakta dalam survei ini adalah TIDAK AKAN memilih Prabowo Subianto dengan alasan kasus reformasi 97 dan kejahatan HAM, TIDAK AKAN memilih Abu Rizal Bakrie dengan alasan Ical seorang Pengusaha yang memungkinkan untuk menjadikan Pemerintahan sebagai alat untuk memperkaya diri dan melindungi perusahaanya, Selain itu kemunculan ICAL yang hanya saat akan menjadi Capres dari Golkar dan pendapat penjawab survei menyebutkan bahwa Ical menjadi Ketua Umum Golkar dimungkinkan karena pengaruh uang yang dimilikinya dan banyaknya perusahaan yang dimiliki Abu Rizal Bakri.

Nama WIRANTO muncul sebagai kandidat yang layak sebagai Presiden RI tetapi dianggap terlalu lembek sebagai Pemimpin dan kemungkinan akan mengekor dengan Pengusaha yang membiayai kampanyenya dalam hal ini Hary Tanoe Sudibyo dkk.

Ketika dimunculkan nama-nama Kandidat Capres dari PKS (Partai Keadilan Sejahtera) seperti Hidayat Nurwahid, Anis Matta dan Ahmad Heryawan, dalam Survei ini menyebutkan 89 % menyatakan semua Tokoh Nasional dari PKS layak dijadikan Presiden atau Wakil Presiden dengan faktor Religius dan Dedikasinya untuk Indonesia yang terlihat bagaimana mereka membangun Partai Keadilan Sejahtera dan aktivitas Kader PKS yang dirasakan banyak manfaatnya oleh masyarakat Indonesia. 

Ketika disebutkan nama Megawati dan Puan Maharani dari PDI-P penjawab survei menyatakan TIDAK AKAN memilih dua tokoh ini dengan alasan sudah tua dan dari kalangaan perempuan, alasan berfikirnya “Jika masih banyak Laki-Laki, Mengapa Harus memilih Perempuan“, Namun nama Jokowi muncul sebagai tokoh alternatif jika PDI-P mencalonkannya maka akan memilih Jokowi sebagai Presiden atau Wakil Presiden, tetapi dalam survei ini menyebutkan tidak akan memilih Jokowi apabila disandingkan dengan Megawati ataupun Puan Maharani karena walau bagaimanapun dalam pandangan Penjawab Survey yang dilihat bukan Wakil Presiden tetapi Siapa Presidennya. 

Tokoh alternatif sebagai Presiden dalam survei ini menyebut nama DAHLAN ISKAN sebagai kandidat Presiden dengan alasan semangat kerja kerasnya dan konsistensi dalam melakukan setiap pekerjaannya, tetapi dalam survei ini menegaskan Dahlan Iskan tidak layak sebagai Presiden, layaknya hanya sebagai Wakil Presiden karena tipe Dahlan Iskan yang menjadi pelaksana dan spontanitas mirip seperti Jusuf Kalla di era Pemerintahan Yudhoyono pada periode pertama.

Sedangkan nama-nama tokoh Nasional lainnya seperti Gita Wiryawan, Anis Baswedan, Ali Masykur Musa disebut tidak mengenal 3 nama tokoh ini sehingga tidak akan memilihnya, sedangkan Rhoma Irama, Mahfud MD, Muhaimin Iskandar, Hatta Rajasa, Yusril Ihza Mahendra dan yang lainnya disebut tidak layak sebagai Presiden RI 2014 - 2019. 

Ketika diperdalam dengan pertanyaan “Mengapa melihat semua Kader PKS dianggap layak menjadi Presiden RI 2014 - 2019?” 91 % menjawab bahwa PKS nol Korupsi, sedangkan kasus yang menimpa LHI berdasarkan informasi berita yang berimbang tidak ditemukan kejelasan apa yang menjadi kesalahan LHI, Jika LHI bersalah seharusmya Suswono yang saat ini menjadi menteri Pertanian dari PKS itu menjadi bersalah, hingga saat ini menurut penjawab survei lebih mempercayai pendapat Pakar Hukum seperti Prof. Romli ketimbang KPK dalam kasus LHI. 

Menurut penjawab survei Seharusnya Kasus LHI itu mirip dengan kasus Hambalang dimana tidak hanya Anas Urbaningrum sebagai Ketua Partai Demokrat yang menjadi tersangka tetapi Andi Malaranggeng sebagai Menteri Pemuda dan OlahRaga dari Partai Demokrat menjadi tersangka juga. Sulit mempercayai LHI bersalah ketika Suswono yang kader PKS dan saat ini menteri Pertanian tidak terjerat hukuman, Penjawab survei menyebutkan bahwa melihat Kasus yang menimpa LHI sebagai bentuk rekayasa sekolompok orang yang ingin membuat Opini bahwa tidak ada Partai yang bersih di Indonesia, Sampai kasus LHI dijadikan tersangka oleh KPK, PKS masih dalam kondisi bersih dan nol Korupsi demikian penjawab survey menegaskan jawabanya mengapa mereka memutuskan bahwa Kader PKS di level Nasional semuanya layak menjadi Presiden atau Wakil Presiden RI 2014 - 2019.

Ketika ditanya soal JOKOWI para penjawab survei melihat jika boleh memilih Jokowi sebaiknya fokus terlebih dahulu di Jakarta dan akan matang di tahun 2019 sebagai Presiden RI, tetapi jika tetap maju maka pasanganya dianggap lebih tepat Tokoh Nasional dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Ketika diminta memilih kandidat Presiden dan Wakil Presiden, ditemukan 2 pilihan besar : 

Hidayat Nurwahid - Jokowi              : 72 %
Jokowi - Anis Matta                          : 28 %

Dalam Survei ini ditemukan fakta bahwa 97 % memilih PKS sebagai Partai pilihanya pada Pemilu 9 April 2014 mendatang dengan alasan sebagaimana sudah disebutkan diatas dan penjawab survei mengharapkan PKS menjadi pemenang Pemilu 2014, Salah satu alasan yang terkuat penjawab Survei memilih PKS selain alasan diatas adalah PKS dinilai tidak boros dan tidak menghambur-hamburkan uang baik dalam membesarkan Partainya, iklan Kampanye dan Biaya Saksi, jika sebagian Kader Partai lain bisa menghabiskan milyaran rupiah sebagian besar PKS justru bahkan hanya habis satu juta saja, bahkan Biaya Saksi lebih kepada urunan Kader Partai ketimbang dari Calegnya, Perkiraan dari penjawab survei dana-dana yang dimiliki PKS lebih banyak digunakan untuk membantu masyarakat di rawan bencana dengan membeli peralatan antisipasi bencana dan pengobatan, Demikian penjawab survey menjelaskan alasanya.

Pandangan penjawab survey tentang pasangan : Hidayat Nurwahid - Jokowi 

Kemampuan retorika Hidayat Nurwahid dan hubungan Internasional Hidayat Nurwahid dinilai mumpuni dan bisa diimbangi Jokowi yang bisa bekerja dengan skala Nasional melalui metode terjun langsungnya, Sama-sama tidak pernah korupsi dan telihat sama-sama memiliki kenegarawanan yang baik untuk keduanya.

Kemudian untuk pasangan Jokowi - Anis Matta dinilai mampu memadukan kesederhanaan dari sisi Jokowi dan Nasionalisme dari Anis Matta, paduan sangat istimewa, Pluralistik Religius, Jokowi dapat membangun dari sisi Anti Korupsi secara menyeluruh sedangkan Anis Matta dari sisi perbaikan moralitas bangsa yang semakin hari semakin merosot karena pengaruh budaya barat yang tidak terbendung, demikian penjawab survey menjelaskan. 

Ketika ditanya apakah faktor kasus LHI berpengaruh atau tidak dalam memilih, hanya 9 % yang menyatakan berpengaruh sedangkan 91 % menyatakan bahwa Kasus LHI merupakan rekayasa Politik dari kelompok yang ingin menggembosi PKS yang sudah terlanjur dinilai bersih selama ini, tidak adanya bukti dan banyaknya saksi dan pakar hukum yang membela LHI menguatkan jika kasus LHI adalah rekayasa penguasa atau rekasaya kelompok Anti Islam yang tidak ingin Partai Islam di Indonesia a berkembang demikian penjawab survei menjelaskan jawabanya. 

Ketika ditanya soal bahwa informasi semua media semuanya menyudutkan PKS, penjawab survei menyatakan informasi pembanding untuk urusan Islam dan KeIslaman mereka lebih percaya pada situs-situs Islam dan Fans Page Islami di Facebook ketimbang media Nasional yang mereka baca dan lihat. 

Pertanyaan berikutnya yang diberikan dalam survei ini adalah apakah mereka sudah mengetahui PKS sebelumnya, 78 % penjawab survey justru baru tahu tentang PKS setelah banyaknya media nasional yang memberitakan Kasus LHI sehingga sebagian besar mengoogling ke situs-situs sumber Aslinya terutama website-website PKS yang mereka temukan. 

Demikianlah hasil survey dipenghujung Januari 2014, Semoga bisa jadi pertimbangan bagi kader Partai apapun untuk menentukan sikap dan strategi.

Keyakinan Saya menyatakan bahwa PARTAI APAPUN yang menjadi Pemenang Pemilu 2014 dan Presiden mana yang terpilih nanti sudah ditulis ALLAH SWT Di Lauhul Mahfudz, sudah tertulis sebelum Dunia ini ada. Jadi Kita nantikan saja… *

SELAMAT MENIKMATI DEMOKRASI Bung!
Jakarta, 2 Februari 2014
ADI SUPRIADI / Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan

Read Post | komentar

Pengamat Hukum Ini Ngaku Milih PKS di Program Duel Kandidat TVONE

Ada yg cukup mengejutkan pada program Duel Kandidat TV One tadi malam, dimana Asep Iriawan Amin yg diundang sebagai pengamat hukum mengaku kalo dia memilih PKS.

Hal ini diungkapkannya setelah Alfito Deannova selaku host menyentilnya kalo jangan-jangan Asep Iriawan Amin termasuk golongan putih alias golput, karena hampir semua partai menjadi sasaran kritiknya yg tajam dan terkadang menyudutkan, "kalo saya mau jujur saya dulu milih PKS" ujarnya.


Program Duel Kandidat TVOne tadi malam (3/1) memperlihatkan bagaimana Kandidat 'Penghuni' Senayan yg diusung PKS yaitu Andi Rahmat mempunyai kharisma yg lebih unggul dari kandidat-kandidat lainnya, dengan argumentasi yg mengena, terbukti hasil polling terakhir dengan prosentase yg sangat mendominasi yaitu sebesar 54,88 % menjadi milik Caleg DPR RI Dapil Sulsel III dari PKS setelah sebelumnya pada program yg sama kandidat dari PKS juga unggul yg dikala itu menampilkan Mustofa Nahra.(def)

Hasil Polling Terakhir Caleg PKS Andi Rahmat unggul dengan perolehan 54,88 %



nb : Berita ini sekaligus ralat informasi yg kami posting sebelumnya dimana caleg PKS yg hadir bukan Mahfudz Siddiq tapi Andi Rahmat

Read Post | komentar
 
© Copyright Indonesia Bangkit ! 2013 - Redesigned by @defio84 | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all