Suatu Kehormatan, Syekh Yusuf Al Qaradhawi akan berkunjung ke Riau

Rabu, 20 November 2013

Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri mengundang Syeikh Yusuf Al Qaradhawi untuk menghadiri Muktamar Internasional Peranam Masjid yang akan digelar di Riau pada tanggal 2-6 Disember mendatang, demikian dilansir oleh situs resmi Syeikh Al Qaradhawi, qaradawi.net. 
 
Disebutkan dalam situs tersebut bahwa pihak penyelenggara seminar sangat antusias meminta Syeikh Al Qaradhawi hadir dalam acara muktamar untuk ikut serta dalam membahas tema-tema yang akan disampaikan dalam kesempatan itu.

Ikut serta dalam muktamar ini, para imam di Masjid Al Haram, Masjid Nabawi serta Masjid Al Aqsha serta para imam di masjid-masjid terkenal di dunia Islam.

Diselenggarakannya muktamar ini sendiri bertujuan untuk menyamakan pandangan mengenai peran para imam masjid dalam membangun peradapan umat serta menekankan perlunya kerja sama dalam program antar para imam di seluruh dunia.[hidayatullah]
Read Post | komentar

3 Strategi Pemenangan Dakwah: Need Choice, Plan, and Backup

 
Umat Islam di seluruh dunia baru saja memperingati Tahun Baru 1435 Hijriah. Pelajaran terpenting dari peristiwa Hijrah Rasulullah Saw 14 abad yang lalu adalah keberanian untuk mengambil sikap. Hijrah bukan hanya dari segi fisik, berpindah dari kota Mekah ke Madinah, namun juga berubah sikap: dari kejahiliyahan/kegelapan menuju keimanan/pencerahan hidup.

Untuk memenuhi agenda besar itu, maka Nabi Muhammad Saw melakukan perencanaan dan persiapan matang, meskipun banyak orang tak mengetahui atau menyadarinya. Menurut penulis kitab Fiqh Shirah Nabawiyah, Syekh Ramadhan al Buthi, perencanaan itu mulai dari rute yang akan ditempuh, kawan yang akan diajak perjalanan, orang yang ditugaskan untuk mengganti posisi Rasulullah di rumah sebagai penyamaran, penyediaan bekal perjalanan, hingga penunjuk jalan.

Momentum hijrah itu dengan segala karakteristiknya telah menjadi sunnah hasanah yang patut diteladani kaum Muslimin hingga akhir zaman. Tak ada sebuah program atau agenda dakwah yang akan sukses tanpa perencanaan matang dan rinci. Termasuk dalam kegiatan organisasi pada umumnya, aspek perencanaan didahulukan untuk memobilisasi sumber daya agar tepat sasaran dan tujuan.

Jika ada ide agar aktivitas dakwah dilakukan secara spontan, tanpa perencanaan (No plan), pilihan (No choice), dan cadangan (No backup), maka itu hanya terjadi situasi khusus/darurat yang membutuhkan improvisasi dan proteksi berlapis-lapis demi keamanan operasi. Tetapi, Sunnah Nabawiyah yang berlaku umum/generik adalah persiapan detil dari awal hingga akhir, di samping membuka kemungkinan terjadi revisi atau adaptasi sejalan dengan perkembangan lingkungan.

3 (Tiga) Langkah Besar

Demi keberhasilan dakwah, perlu diperhatikan tiga langkah penting, yaitu:

1. Need choice

Sebagai Kader dakwah, setiap aktivis harus punya pilihan sikap dalam mencapai tujuan yang telah disepakati. Harus optimis untuk bersama-sama memenangkan Agenda Dakwah di berbagai aspek. Antara lain, menjelang Pemilihan Umum di Indonesia tahun 2014, perlu dikawal: Kepemimpinan Nasional seperti apa yang harus dikawal dan didorong.

Kita menyaksikan bangsa Indonesia kembali mengalami Krisis Kepemimpinan di level nasional setelah 15 tahun Gerakan Reformasi bergulir. Jika dibiarkan sembarang figur tampil sebagai Pemimpin Nasional, maka kondisi bangsa mungkin akan kolaps dan aspirasi umat Islam (komponen mayoritas) akan terbengkalai. Kita ingin memastikan masa depan Indonesia akan semakin solid dan maju di bawah kepemimpinan baru dan agenda keumatan berjalan sesuai tahapannya.

Dalam konteks itu, tiap Aktivis perlu menentukan sikap dan pilihan, tak bisa netral dan ragu-ragu. Konsistensi sikap itu yang menjadi prasyarat keberhasilan.

2. Need Plan

Jelas sekali, dibutuhkan Rencana Besar untuk memenangkan pertarungan besar agar pilihan yang sudah ditetapkan tercapai. Agar agenda dakwah digerakkan oleh seluruh elemen dakwah, maka perlu dipersiapkan 4 langkah taktis:

a. Mengajak diri sendiri sebagai elemen dakwah agar senantiasa konsisten. Kita masih seperti yang dulu, tidak akan berubah sikap sebagai kader yang yakin, bahwa kemenangan tak akan tercapai tanpa berjamaah (berorganisasi) dengan baik. Yang perlu dilakukan adalah memperbaiki kesalahan (corrective action) dan menegaskan komitmen bahwa tiap orang akan mendapat reward and punishment sesuai dengan capaian/kesalahannya.

b. Meyakinkan kembali para anggota keluarga, teman dekat serta rekan kerja yang pernah bersinggungan dengan dakwah, bahwa kita adalah satu dan terus bergerak bersama karena kita mencintai semuanya karena Allah.

c. Bersilaturahim dengan komponen dakwah lainnya dan masyarakat muslim lainnya untuk berjuang dan bergandeng tangan dalam mengartikulasikan kepentingan umat, antara lain warga NU, Muhammadiyah, Persatuan Islam, PUI, kalangan pesantren dll.

d. Memohon maaf atas segala kekhilafan serta terus melayani sepenuh hati terhadap segenap komponen masyarakat, baik mereka yang simpati, antipati maupun kelompok pembenci sekalipun. Kita harus berani menyatakan secara kesatria: “Kami adalah manusia biasa yang penuh alfa dan dosa serta berusaha hadir untuk semua demi mewujudkan cita-cita Indonesia yang Adil, Sejahtera dan Bermartabat”.

3. Need Backup

Gerak seluruh komponen dakwah, baik Qiyadah dan Kader, harus seiring dan seirama untuk bersama-sama mendekatkan dan meningkatkan hubungan dengan Allah SWT dalam berbagai kesempatan. Qiyadah dan Kader serta seluruh komponen Masyarakat Indonesia bersama-sama melakukan perubahan, memang ada kesalahan individual, namun tak mustahil terjadi kekeliruan kolektif karena membiarkan individu tertentu tanpa kontrol.

Kontrol dan koreksi diperlukan dalam setiap pelaksanaan. Bila ada penyimpangan, maka harus segera diluruskan. Bahkan, jika terjadi perubahan situasi dan kondisi yang mendasar, maka perubahan rencana dapat dilakukan. Di sinilah urgensi sistem cadangan (back up) untuk mengantisipasi dinamika tak terduga.

Tragedi perang Mu’tah memperlihatkan kondisi buruk yang tak pernah diperkirakan sebelumnya, ketika tiga komandan pasukan Muslim berguguran secara berurutan: Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abi Thalib dan Abdullah bin Rawahah. Pergantian posisi komando itu sudah diisyaratkan Rasulullah dalam pesan sebelum pertempuran. Di ujung situasi kritis, akhirnya tongkat komando dipegang Khalid bin Walid yang memutuskan untuk kembali ke markas pertahanan. Dari sanalah disusun rencana alternatif untuk menuntaskan misi perjuangan.

Semoga Allah berkenan menerima segala taubat serta amal saleh kita semua. Karena Dia-lah yang memberikan kekuatan dan keberkahan dalam perjuangan panjang.

Semoga Indonesia yang kita cintai bersama menjadi Negeri yang sejahtera dan dilindungi dari segala marabahaya. Peristiwa Hijrah mengingatkan kita sekali lagi, bahwa strategi pemenangan dakwah membutuhkan pilihan sikap (Choice), perencanaan matang (Plan) dan rencana cadangan (Back Up) bila ada situasi tak terduga.[dakwatuna]

Muhammad Idrus

Read Post | komentar

Kumpulkan Dana Lewat Facebook, istri Wawako Padang Kader PKS ini bedah rumah warga

Kiprah Perempuan PKS
Ummi Harneli Bahar (tengah, jilbab hitam)
Harneli Bahar, Istri Wakil Walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah, berinisiatif  mengumpulkan dana untuk membedah rumah salah seorang warga di daerah Lubuak Parandaman, Tanjuang Aua, kelurahan Balai gadang, kecamatan Koto Tangah, melalui aku sosial media Facebook pribadinya dengan nama Harneli Bahar.

Berawal dari memberikan mukenah permintaan jamaah Masjid Al Mukhsinin  Lubuak Parandaman, Tanjuang Aua, kelurahan Balai gadang, kecamatan Koto Tangah, Ummi, Harneli Bahar biasa di sapa, dalam perjalanan pulang tak sengaja melihat sebuah rumah yang terlihat lusuh dan keseluruhan material rumahnya terbuat dari kayu yang telah lapuk.

Secara spontan Ummi langsung menuju rumah tersebut dan berkenalan dengan pemilik rumah. Rumah itu milik Bu Iwat. Istri dari seorang buruh tani yang dulu berprofesi sebagai tukang cuci dan masak, tapi kini Bu Iwat sering sakit-sakitan yang membuatnya tak bisa banyak beraktifitas, alhasil hanya suami Bu Iwat saja yang memenuhi kebutuhan ke 5 anak-anak mereka.

"Untuk makan sehari-hari saja susah, bagaimana mau memperbaiki rumah, rumah ini tinggal menunggu rubuh saja lagi bu” ungkap suami Bu Iwat pada Ummi.

Mendengar hal ini, Ummi berinisiatif melakukan publikasi di sosial media, facebook pribadinya dengan nama Harneli Bahar untuk mengumpulkan dana membedah rumah Bu Iwat. Hal ini mendapatkan respon positif dari pertemanan sosial media Ummi dan hingga kini telah terkumpul dana sebesar Rp. 6.250.000,- dan 15 sak semen. 

"Mendengarkan ungkapan Pak Iwat, hati Ummi jadi bergetar hebat. Alhamdulillah, ketika Ummi Pos hal ini di facebook, banyak dari kawan-kawan yang respon positif, dan hingga saat ini sudah terkumpul dana sebesar Rp. 6.250.000 + 15 sak semen.” ucap Ummi kepada Kasurau saat dihubungi (19/11).

Sabtu ini bahan-bahan dasar direncanakan sudah datang dan minggunya akan kita lanjutkan dengan gotong royong di rumah Bu Iwat sebagai tanda dimulainya bedah rumah.

“Sabtu, bahan-bahan dasar InsyaAllah sudah datang dan Minggunya akan kita lanjutkan dengan gotong royong memulai pembangunan rumah Ibu Iwat” lanjut Ummi.

Kedepan, beliau juga ingin mencanangkan sebuah Komunitas Facebook Peduli dimana tujuannya adalah sebagai penggerak kepedulian Masyarakat Kota Padang lainnya untuk ikut aktif membantu saudara sesamanya dan membantu dengan cepat. Bagi yang masih ingin menyumbang untuk bedah rumah Bu Iwat, rencananya besok (20/11), Ummi akan membuat rekening resmi agar uang yang disumbangkan oleh donatur dapat dipertanggungjawabkan. [kasurau]
Read Post | komentar

Bimbel Madani, Bimbel Gratis Ala PKS #AYTKTM

Ahad, 17 Nopember 2013, Rumah Keluarga Indonesia (RKI) DPC PKS Pasar Minggu mengadakan acara Seminar dan Launching Program Bimbel Madani.

Acara yang bertempat di Aula Masjid Al Ikhlas Jatipadang ini dihadiri oleh kurang lebih 50 an anak-anak beserta orangtuanya, mulai dari SD- SMA.

Acara dimulai sekitar pukul 09.30 dengan pembacaan hafalan Al Qur'an Surat Al Insyiqoq, oleh ananda Muadz, kelas 2 SD, yang merupakan anak didik Bimbel Madani.

Selanjutnya pembukaan oleh Ketua RKI Pasar Minggu, Ibu Erna. Beliau menyampaikan kepada peserta tentang tujuan dan harapan RKI, "sebagai pelajar kita tidak hanya pandai secara akademik akan tetapi diimbangi dengan kepandaian spiritual atau agama", begitu tutur beliau.


Dalam kesempatan ini juga hadir Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PKS, Ustad Igo Ilham beserta Istri. Beliau menyempatkan waktunya untuk memberikan ceramah sekaligus meresmikan Bimbel Madani.

Dalam kesempatan tersebut, Pak Igo berharap agar masyarakat menjadi manusia yang kuat baik secara akal ataupun fisik, karena muslim yang kuat lebih dicintai oleh Allah swt. Salah satu sarananya melalui Bimbel Madani ini.  

Acara selanjutnya adalah seminar tentang Dampak Pergaulan Bebas dan Narkoba Bagi Remaja yang disampaikan oleh dr. Puji Rahayu. Pentingnya pemahaman dan pencegahan sejak dini bagi remaja sehingga mampu terhindar dari berbagai efek narkoba dan pergaulan bebas.


Hebatnya, Bimbel ini dikelola oleh kader-kader PKS dan bagi yg mau belajar tidak dipungut biaya alias gratis. Begitulah kader PKS, jiwa melayani merupakan keluasan hati yg ditempa cahaya iman, niat ikhlas untuk beramal karena Allah dan agar masyarakat juga yakin dan percaya bahwa PKS tetap bekerja apapun masalah yg kini sedang mendera karena jargon kader-kader PKS #AYTKTM  Apapun Yang Terjadi Kami Tetap Melayani.
Read Post | komentar

Hj. Aida Malikha, S.Psi, M.Si, Caleg DPR RI Dapil Riau 1 No. Urut 2

caleg perempuan pks riau, caleg dpr ri pks riau

 Buk Aida, begitu beliau disapa, kader perempuan senior PKS Riau ini juga merupakan psikolog kenamaan di Pekanbaru yg banyak membantu masyarakat Pekanbaru sekitarnya dalam masalah-masalah psikologi disamping juga bertugas pada sebuah lembaga yg menangani anak-anak berkebutuhan khusus. Ibu 5 orang anak ini sekarang di amanahkan oleh DPW PKS Riau untuk maju menjadi Calon Anggota DPR RI Dapil Riau 1 No. Urut 2.

Berikut lampiran biodata Hj, Aida Malikha, S.Psi, M.Si , kalau suka, jangan lupa dipilih ya 9 April 2014 :) : 

Read Post | komentar

PKS; Berharap Jati Diri Itu Tak Pudar!



Menilik jargon Cinta-Kerja-Harmoni, sangat sesuai dengan nasihat Imam Hasan Al-Banna dalam Risalah Dakwah Kami menegaskan, "Betapa inginnya kami agar umat ini mengetahui bahwa mereka lebih kami cintai dari pada diri kami sendiri. Kami berbangga ketika jiwa-jiwa kami gugur sebagai penebus bagi kehoramatan mereka, jika memang tebusan itu yang diperlukan. Atau menjadi cita mereka, jika memang itu harga yang harus dibayar. Tiada sesuatu yang membuat kami bersikap seperti ini selain rasa cinta yang telah mengharu-biru hati kami, mengusai perasaan kami, memeras habis air mata kami, dan mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk mata kami. Betapa berat rasa di hati ketika kami menyaksikan bencana yang mencabik-cabik umat ini, sementara kita hanya sanggup menyerah pada kehinaan dan pasrah oleh keputusasaan. Sungguh, kami berbuat di jalan Allah untuk kemaslahatan seluruh manusia, lebih banyak dari apa yang kami lakukan untuk kepentingan diri kami. Kami adalah milik kalian wahai saudara-sa
udara tercinta. Sesaat pun kami tak akan pernah menjadi musuh kalian."

Butiran-butiran cinta dihias indah rona-rona pelangi komitmen untuk bekerja maksimal, membangkitkan umat dari keterpurukan dan hina dina. Komitmen untuk tak pernah menjadi musuh bagi umat, apapun yang akan terjadi kami tetap melayani.

Namun, komitmen untuk menebar Cinta dalam kerja yang penuh harmoni akan mudah pudar, jika para kader PKS yang diutus untuk berjuang memperbaiki pemerintahan (birokrasi dan legislasi) tercerabut dari akar berikut:

Pertama; Akar At-Taqassyuf fil hayaat warridhaa bihaddil Kifaayah (memilih hidup sederhana dan bahagia dengan standar cukup).
Kaya raya itu tak dilarang. Apalagi jika berasal dari usaha halal. Namun jika kader-kader PKS memahami jalan perjuangan, maka ia akan memilih jalan para Rasul, para Nabi, dan Salafusshalih. Ia berkomitmen TIDAK untuk memperkaya diri dengan jabatan dan wewenang yang dimiliki. Karena komitmen cinta, ia jadikan APBD-APBN sepenuhnya untuk melayani masyarakat, dan menyelamatkan rakyat dari keterhinaan ekonomi dan sosial.

Kisah Umar bin Khatthab yang enggan menggunakan obat Baitul Maal, saat sakit. Atau kisah Umar bin Abdul Aziz yang meninggalkan gelimang harta saat menjabat sebagai kepala Negara Utama. Kisah-kisah mereka mungkin sangat sulit untuk kita terima. Namun standar cukup (kifayah) sudah lebih dari apapun. Standar yang tidak melebihi batas glamour (bermewah-mewahan) atau tidak pula batasan kumuh.

Jangan sampai sebagai pejabat publik, melupakan akar ini. Dimana nurani kita, saat kita menerima pelayanan full service sebagai pejabat. Pergi ke mana-mana menggunakan pesawat VIP, hotel bintang 5, fasilitas super wah, namun di sisi lain rakyat kebanyakan harus rela berjibaku hanya demi mencapai kebutuhan hari itu bisa makan saja. Bukankah kader-kader PKS di bawah juga masih banyak yang menganggur, tak punya rumah, tak punya biaya untuk sekolah anak-anaknya?

Kedua; Akar Jihad

Saat ini, menjadi pejabat atau birokrat adalah jihad yang efeknya paling mudah. Plus, daya jelajah dan daya afirmasinya meluas dan mengakar. Bayangkan, nasihat Da'i sejuta umat tidak akan berpengaruh apapun kecuali bagi orang yang memang memiliki kesadaran berubah. Tapi kebijakan seorang Gubernur, bupati-walikota memiliki pengaruh luas. Terlebih sudah siapa dengan sanksi hukum dan aparat yang akan mengawasi suatu kebijakan itu berlaku atau tidak.

Maka jihad yang paling afdhal saat menjadi pejabat adalah, menyisihkan anasir-anasir jahat para mafia anggaran dan calo-calo proyek, agar kebijakan pembangunan dirasakan khalayak luas. Bisa dipahami, bisa dirasakan, dan ada buktinya.

Bagi saya, seorang pejabat dari PKS rajin shaum Senen-Kamis adalah hal lumrah. Lalu apa pengaruhnya bagi rakyat, jika shaum Senen Kamis itu tak diejawantahkan dalam program yang KEREN dan DINAMIS? Maka saya mengapresiasi pak Gubernur Jabar atas kemampuannya mengatur anggaran untuk pembangunan jalan atau irigasi. Bukan saat pak Gubernur mahir berkhotbah Jumat atau orasi. Karena khutbah atau orasi banyak yang bisa. Namun menjadi Gubernur, tak semua orang mampu.

Jadi mari kembali ke akar nasihat Imam Hasan Al-Banna, "Sungguh, kami berbuat di jalan Allah untuk kemaslahatan seluruh manusia, lebih banyak dari apa yang kami lakukan untuk kepentingan diri kami. Kami adalah milik kalian wahai saudara-saudara tercinta. Sesaat pun kami tak akan pernah menjadi musuh kalian." Jangan sampai kader-kader PKS berkuasa, namun tak banyak yang dirasa. Sungguh masyarakat itu menanti bukti dari Cinta-Kerja-dan Harmoni. Agar sepenggal Firdaus itu tidak sekedar retorika!


By: Nandang Burhanudin
Read Post | komentar

LHI Bukan Sekedar Presiden Partai, Tapi Juga Murni Pengusaha Beromset Miliaran

Deli Agustian Pratama sebagai Direktur Operasional mengakui kalau Luthfi Hasan Ishaaq adalah Direktur Utama PT Siraat Intibuana. Deli menjelaskan bahwa PT Siraat Intibuana adalah perusahaan yang bergerak di bidang supplier kertas dan kardus bekas. Ia juga menambahkan kalau Luthfi Hasan sebagai pemilik mayoritas perusahaan.

Deli mengakui kalau dirinya ikut andil ke dalam perusahaan sejak tahun 2009. Jadi, Deli menegaskan kalau dirinya tidak mengetahui cash flow di bawah tahun 2009.
“Karena saya pada tahun 2004 belum ada baru masuk 2009, berdasarkan data: awal mula perusahaan April 2003, omset Rp 23 miliar. Tahun 2004 total penjualan 33 miliar. Direktur utama Luthfi Hasan Ishaaq. Partnernya almarhum Zaidil Lathif papah saya,” kata Deli saat membacakan dokumen omset perusahaan di pengadilan tipikor, Jakarta, Senin(18/11/2013). 

Di dalam persidangan Tindak Pidana Korupsi, Deli sebagai saksi, menjelaskan kalau dari tahun 2009-2012 dirinya melaporkan hasil untung maupun rugi kepada Luthfi Hasan Ishaq. Sedangkan, sejak tahun 2003-2008 pembayaran untung langsung masuk ke rekening BII Luthfi Hasan Ishaaq.
Deli juga menambahkah kalau Luthfi Hasan Ishaaq sejak tahun 2009 tidak mengambil hasil keuntungan dari perusahaan karena Luthfi Hasan Ishaaq meminta Deli untuk memutar uang tersebut kembali ke perusahaan.[suaranews]
Read Post | komentar

Ini Dia Jejak Mata-Mata Australia

Jakarta – Bukan sekali dua kali ini saja, Australia memata-matai Indonesia. Meskipun hubungan Australia terus terjalin, namun ketidakpercayaan Australia terhadap Indonesia terus berlangsung.

Hampir semua Perdana Menteri Australia selalu menaruh perhatian penting terhadap masalah ini. Karena itulah kedutaaan besar Australia di Jakarta dijadikan sebuah stasiun mata-mata, bukan hanya untuk memata-matai Indonesia, tetapi juga untuk Asia-Pasifik.

Berdasarkan dokumen yang dibocorkan Edward Snowden, Kedubes Australia di Jakarta mempunyai sebuah program mata-mata yang disebut dengan kode nama STATEROOM. Inilah fasilitas yang dibangun sebagai bagian dari program Five Eyes untuk memantau terhadap segala aktivitas di Indonesia, terutama aktivitas pejabat Indonesia, terkait pertahanan, ekonomi, dan diplomasi.

Program itu digelar Australia bekerjasama dengan negara sekutu Amerika Serikat, antara lain dengan Inggris dan Kanada. “Mereka bekerja dengan cara menyamar dan misi utama mereka tidak diketahui oleh hampir sebagain besar staf kedutaan yang lainnya,” demikian bunyi dokumen tersebut.

Program mata-mata Australia terhadap Indonesia ternyata juga memiliki sejarah yang panjang, yang antara lain diutarakan dalam sebuah artikel opini yang dimuat The Age dan Sydney Morning Herald. Ini menunjukkan bukan hanya sekali dua kali ini saja Australia ketahuan memata-matai Indonesia.

Sebuah catatan harian yang tidak dipublikasikan milik Sir Walter Crocker, duta besar Australia untuk Indonesia di awal terjalinnya hubungan diplomatik, menyebutkan bahwa Defence Signal Directorate (intelijen Australia biasa disingkat DSD, kini bernama Australian Signals Directorate) sudah berulang kali menyadap percakapan diplomatik Indonesia sejak pertengahan tahun 1950-an.

Berikut beberapa aktivitas Australia memata-matai Indonesia : 

Stasiun Mata-mata di Jakarta

Pada 1954 Australia untuk pertama kalinya membangun stasiun mata-mata di luar negeri yakni di Kedutaan Besar Australia di Jakarta. Stasiun pemantaun itu dioperasikan oleh Australian Secret Intelligence Service (ASIS). Tugas utama ASIS, menjadikan Indonesia sebagai target utama yang harus dimata-matai.

Susupi Mesin Sandi RI

Pada 1960, Government Communications Headquarters (GHCQ atau intelijen Inggris) membantu DSD membongkar mesin sandi di Kedubes Indonesia di Canberra.
Lazimnya, percakapan diplomatik antara Kedubes dengan tanah air menggunakan mesin sandi supaya tidak bisa diketahui pihak lain. Untuk kepentingan ini, Kedubes Indonesia di Canberra menggunakan mesin buatan Swedia bermerek Hagelin yang saat itu juga umum dipakai banyak Kedubes.
Mesin Hagelin dikenal canggih pada zamannya dan tangguh,bahkan sudah dipakai sekutu sejak Perang Dunia II. Mesin milik Kedubes RI itu berhasil dibongkar oleh GHCQ untuk kepentingan Australia.

Nguping TNI Soal Timtim

Pada 1970-an, stasiun intelijen Australia yang ada di Shoal Bay di luar kota Darwin memonitor komunikasi militer Indonesia. Hasilnya, militer Indonesia diketahui berniat menginvasi Timor Timur (Timtim, sekarang Timor Leste). Australia tahu persis mengenai Operasi Seroja yang dilakukan oleh TNI.
Operasi Seroja adalah sandi untuk invasi Indonesia ke Timor Timur yang dimulai pada tanggal 7 Desember 1975. Pihak Indonesia menyerbu Timor Timur karena adanya desakan Amerika Serikat dan Australia yang menginginkan agar Fretilin yang berpaham komunisme tidak berkuasa di Timor Timur.
 

Kerusuhan Dili 1999

Pada 1999, sebuah laporan intelijen mengenai Indonesia dan Timor Timur bocor ke publik. Laporan itu menunjukkan bahwa Australia ternyata masih memonitor aktivitas militer dan sipil di Indonesia. Peristiwa kerusuhan di Dili, Timor Timur oleh tentara Indonesia dan milisi pada 1999 tidak mengejutkan intelijen Australia karena sebelumnya sudah terendus mereka.
Peristiwa yang dimaksud adalah kerusuhan di Dili yang terjadi setelah dilakukannya referendum yang hasilnya masyarakat Timor Timur memilih merdeka. Antara waktu referendum sampai kedatangan pasukan perdamaian PBB pada akhir September 1999, kaum anti-kemerdekaan yang konon didukung Indonesia mengadakan pembantaian balasan besar-besaran, di mana sekitar 1.400 jiwa tewas dan 300.000 dipaksa mengungsi ke Timor barat.
 

Tahu Isi Pikiran Soeharto

Perdana Menteri Australia Paul Keating dengan mudah merangkul Suharto dan menjadikan partner penting di Asia. Ini bisa dilakukan dengan mudah, karena intelijen Australia sudah memonitor Soeharto sejak lama dan mengetahui persis pandangan Soeharto mengenai diplomasi dan hubungan dengan Australia.
Salah satunya cara yang dilakukan Keating untuk mendekati Soeharto adalah dengan memberinya aneka informasi intelijen mengenai Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad. Informasi mengenai Mahathir diperoleh Australian Secret Intelligence Service (ASIS) yang berhasil menyadap ruang kabinet Mahathir. [inilah]
 


Read Post | komentar
 
© Copyright Indonesia Bangkit ! 2013 - Redesigned by @defio84 | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all