Luar Biasa, Kesungguhan Kader PKS Bantu Warga Korban Banjir Jakarta

Rabu, 15 Januari 2014


Untuk persoalan penanganan korban banjir DKI, PKS sudah melakukan langkah-langkah membantu Pemprov dalam menangani korban banjir. PKS sudah menunjukkan kesungguhannya membantu menangani korban banjir. Langsung turun ke lapangan, bukan hanya sekedar melakukan keramaian pencitraan di media. Tentu saja, langkah PKS ini harus didukung oleh langkah kolektif bersama, bergotong-royong menghadapi banjir.

PKS konsisten, memfokuskan perhatiannya melayani korban bencana banjir di Jakarta. Bukan hanya banjir kali ini saja, tetapi setiap ada banjir di Jakarta, PKS selalu hadir bersama warga masyarakat untuk meringankan beban para pengungsi dan korban banjir. Hal ini diakui oleh sebagian besar warga Jakarta. 

Di kecamatan Pancoran, PKS DPC Pancoran membuka dua posko di kelurahan Rawajati dan Pengadegan, sementara empat kelurahan yang lain DPC PKS Pancoran hanya mengaktifkan sekretariat ranting atau rumah koordinator RW atau RT. Wilayah Rawajati dan Pengadegan memang biasa mengalami dampak banjir terparah karena memang langsung dilalui aliran sungai Ciliwung.
 
Aktivitas kader – kader PKS Pancoran sudah dimulai terlihat minggu malam (12/1). Kader PKS ranting Rawajati sudah menyiapkan makan malam untuk warga yang mengungsi malam itu karena rumahnya kebanjiran. Besoknya, Senin (13/1) kader – kader Pengadegan juga sudah mendirikan Posko Banjir. 

Posko Banjir PKS, letaknya sangat strategis dekat dengan lokasi korban banjir, ini sangat memudahkan para warga korban banjir untuk mengaksesnya. Posko Banjir PKS Rawajati terletak di RW07 dekat dengan sungai Ciliwung dan kolong jembatan Rawajati Kalibata. Sementara Posko Banjir Pengadegan letaknya dekat dengan daerah lobang RW01 Pengadegan.

Apa saja aktivitas yang di lakukan di Posko Banjir PKS, diantaranya adalah menyediakan sarapan pagi, siang dan malam termasuk juga menyediakan teh dan kopi hangat bagi para pengungsi. Mengatur distribusi sumbangan yang diterima dari para donatur untuk para korban banjir. Sumbangan dari para dermawan ada yang berbentuk uang ada juga yang berbentuk barang.

 Yang berbentuk barang diantaranya adalah nasi kotak, biscuit, obat – obatan, selimut, pampers, makanan bayi, pembalut dan yang lainnya. Selain barang, banyak juga sumbangan uang yang mengalir melalui nomor rekening banjir yang sudah disiapkan, sampai saat ini sumbangan yang masuk lewat nomor rekening sudah mencapai 5 jutaan.


Selasa kemarin (14/1), PKS DPC Pancoran mengadakan kerja bakti masal antara kader – kader PKS dan warga. Lokasinya adalah di jalan binawarga RW07 Rawajati, yaitu salah satu lokasi terparah yang ada di kelurahan RW07 Rawajati. 

Kader - kader kepanduan bersama warga membantu membersihkan lumpur banjir di rumah - rumah, di masjid dan juga membersihkan saluran – saluran air. 

PKS DPC Pancoran juga membagikan peralatan pembersih lumpur seperti serok, sekop, alat pel, sikat serta obat pembersih lantai kepada warga korban banjir. Kegiatan ini berlangsung seharian dari pagi hingga sore hari, warga sangat antusias bergotong – royong dengan para kader PKS membersihkan lingkungannya dari lumpur banjir ciliwung.

Satu kalimat dari kami di PKS, “Apapun Yang Terjadi Ku Tetap Melayani (AYTKTM).” *



*pksjakarta
Read Post | komentar

Anis Matta : Pilihlah Pemimpin Yang Mewakili Anda !

Semarang – Seorang pemimpin harus mampu mewakili apa yang dipimpinnya. Itulah ide yang disampaikan oleh Anis Matta pada Dialog Kebangsaan “Mencari pemimpin Indonesia, dari Kampus untuk Negeri”, Senin (13/1), di Universitas Negeri Semarang (UNNES), Semarang, Jawa Tengah.

“Kalau kita ingin membawa indonesia lebih maju pada masa depan, kita harus mencari pemimpin yang dapat mewakili kita,” kata presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Sebelumnya, Anis menyebutkan bahwa saat ini bangsa Indonesia telah memasuki era gelombang ketiga. “Generasi gelombang ketiga ini memiliki lima ciri, (yaitu) mereka adalah orang-orang muda, berpendidikan bagus, berpenghasilan bagus, terkoneksi dengan baik, dan native democracy (warga negara asli demokrasi –red),” ungkapnya.

Maka pemimpin indonesia ke depan, menurut Anis, haruslah sosok yang dapat mewakili generasi tersebut. “Kita harus mencari pemimpin yang bisa mewakili pikiran, budaya, dan kepribadian dari generasi gelombang ketiga ini,” jelasnya.

Anis juga menyampaikan optimismenya terkait nasib bangsa Indonesia di masa depan. “Bangsa ini memiliki semua alasan untuk optimis. Jadi tidak ada alasan bagi calon pemimpin bangsa ini untuk menjual kecemasan kepada masyarakat,” pungkasnya.

Usai Anis berpidato, beberapa peserta menyampaikan apresiasinya. Rio (19), mahasiswa UNNES, berpendapat, “Apa yang disampaikan Pak Anis itu bagus. Kita memang harus optimis.” Sedangkan Dewi (18), mahasiswi UNNES jurusan sastra, langsung menitipkan aspirasinya, “Saya setuju dengan Pak Anis. Semoga nanti Pak Anis bisa memperjuangkan nasib guru honorer menjadi lebih baik.”

Acara dialog kebangsaan ini digagas oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNNES dan Poltracking. Acara yang berlangsung sekitar empat jam ini dihadiri lebih dari 2000 peserta. Acara ini juga dimeriahkan dengan berbagai pagelaran seni, seperti teater, tarian, demo melukis, dan pembacaan puisi. (DLS/MFS) *


Read Post | komentar

Cinta Tanpa Definisi by Anis Matta

Semarang – Di akhir acara Dialog Kebangsaan bertajuk “Mencari Pemimpin Indonesia, dari Kampus untuk Negeri”, Hanta Yuda, MA selaku moderator meminta para pembicara memberikan persembahan kepada peserta yang memenuhi Ruang Auditorium Universitas Negeri Semarang (UNNES), Senin (13/1).

Maka tampillah Dr. Wiranto, Dr. (HC) Sutiyoso, dan Dr. Syahrul Yasin Limpo dengan lagu andalan masing-masing. Tibalah giliran Anis Matta. Tokoh muda kelahiran Makasar 45 tahun yang lalu itu tersenyum, kemudian dengan tenang menyapa peserta.

“Saya ini lelaki yang suka puisi. Dan sering juga menulis puisi. Maka pada kesempatan ini, saya ingin membacakan sebuah puisi untuk kawan-kawan,” kata Anis. Persembahan Anis yang berbeda dari pembicara yang lain itu langsung mendapat perhatian peserta.

“Cinta Tanpa Definisi,” Anis menyebut judul puisinya secara perlahan. Seisi ruangan yang didominasi anak muda itu riuh dengan tepuk tangan. Terdengar siulan dari arah peserta. Banyak juga yang tersenyum-senyum sendiri.

Seperti angin membadai / Kau tak melihatnya / Kau merasakannya / Merasakan kerjanya saat ia memindahkan gunung pasir di tengah gurun / Atau merangsang amuk gelombang di laut lepas / Atau meluluhlantakkan bangunan-bangunan angkuh di pusat kota metropolitan,” Anis menjeda puisinya. 

Seisi ruangan senyap.

Kemudian Anis melanjutkan, “Begitulah cinta / Ia ditakdirkan jadi kata tanpa benda / Tak terlihat / Hanya terasa / Tetapi dahsyat!” Sontak seisi ruangan kembali riuh dengan tepuk tangan.

Jauh hari sebelum ditunjuk sebagai presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta memang lebih dahulu dikenal sebagai sosok penulis produktif. Beberapa bukunya, seperti Serial Cinta, Dari Gerakan ke Negara, dan Mencari Pahlawan Indonesia, mendapat apresiasi luas dari masyarakat, terutama kalangan anak muda. Pada tulisan-tulisannya itu, seringkali ditemui kutipan puisi. Puisi-puisi tersebut ada yang merupakan karya Anis, ada juga karya penyair kenamaan, seperti Iqbal, Chairil Anwar, dan Sapardi Djoko Damono.*
 
 
Read Post | komentar

Kenclengan Pemilu Kader PKS Lampung Capai Ratusan Juta Rupiah

Dana senilai Rp 104,4 juta berhasil terkumpul dalam acara "Bedah Kenclengan" DPD Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Lampung Tengah untuk infak Pemilu 2014 di kantor DPD PKS setempat di Terbanggi Besar.


Menurut Ketua Kaderisasi PKS Lampung, Mufti Salim di Bandarlampung, Selasa (14/1), kenclengan berbentuk silinder ini merupakan tabungan pemilu yang disimpan dan diisi oleh kader-kader PKS dengan menyisihkan penghasilan harian mereka.

"Selain melalui kenclengan, Minggu (12/1), diadakan juga lelang dana pemenangan pemilu dari kader. Alhamdulillah dari 250 kader yang hadir terkumpul dana pemilu sebesar Rp104.400.000, dari kenclengan (tabungan, Red) sendiri terkumpul Rp31.083.000" ujar Mufti yang juga anggota DPRD Lampung Tengah ini.

Mufti menyatakan, hal ini menjadi bukti badai yang menerpa PKS sepanjang tahun 2013 lalu tidak menggoyahkan soliditas kadernya.

"Prinsip sunduquna juyubuna atau anggaran kami berasal dari kantong kami sendiri masih ditradisikan, dan kami yakini justru merupakan salah satu sumber kekuatan," ujar dia.

Selama ini, lanjut Mufti, walau tidak menjelang pemilu atau pilkada, kader PKS tak segan menyisihkan penghasilannya untuk mengadakan aksi-aksi pelayanan. Selain mengadakan bedah kenclengan, saat itu juga diadakan ikrar komitmen caleg untuk mendukung pembiayaan pemilu.

Dalam kesempatan tersebut terkumpul hampir Rp2 miliar dari para caleg PKS daerah pemilihan Lampung Tengah dalam rangka pemenangan Pemilu 2014.*



Read Post | komentar

Islam dan Rasulullah Tidak Pernah Kenal Kata “Pensiun”

Usia Rasul SAW benar-benar produktif hingga usia terakhir. Apalagi ketika diukur dengan imej sebagian orang hari ini. Kosa kata pensiun terlanjur lekat di benak mereka. Pensiun bagi sebagian orang bukan saja berhenti bekerja, tetapi berhenti juga produktifitasnya. Seakan tidak lagi menjadi orang penting di masyarakatnya setelah sebelumnya begitu sentral posisinya. Seakan hanya tinggal menunggu dua hal: kedatangan cucu dan kedatangan kematian. Tentu ini tidak benar.

Penelitian yang dilakukan di Amerika oleh para pakar dari The University of Maryland mengatakan bahwa mereka yang tetap beraktifitas setelah usia pensiun, menikmati kesehatan yang lebih baik daripada yang tidak beraktifitas lagi setelah usia pensiun. Demikian juga keadaan psikologinya, lebih stabil.

Penelitian yang dilakukan di Inggris mendukung hal di atas. Dan menambahkan tentang hubungan antara penyakit pikun dan pensiun. Pikun yang masih dikategorikan sebagai penyakit yang belum diketahui penyebabnya itu diteliti untuk dicari hubungannya dengan berhentinya aktifitas produktif setelah usia pensiun. Hasil penelitian pada 1320 orang yang sudah pikun dan 382 orang yang berpotensi pikun itu adalah: ada hubungan antara terlambatnya seseorang pensiun dengan terlambat datangnya penyakit pikun. Karena otak masih terus aktif. (sumber: aljazeerah.net dan kaheel7.com)
Subhanallah. Islam memang tidak pernah mengenal usia pensiun. Lihatlah dua ayat berikut ini,

“Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini.” (QS. Al-Hijr [15] : 99)

(Yang diyakini) adalah kematian. Seperti yang dijelaskan oleh Salim bin Abdullah bin Umar, Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, Qatadah, al-Hasan al-Bashri, Mujahid. Sebagaimana yang dipilih oleh Ibnu Jarir dan Bukhari. (lihat: Tafsir Ibnu Katsir 4/553, MS)

Beribadah kepada Allah batasnya adalah ajal yang datang. Sebelum mati, seseorang harus terus beribadah. Ibadah sendiri adalah aktifitas yang menuntut kesehatan akal. Karena bagi yang sudah tidak sehat akalnya termasuk pikun sudah tidak mendapatkan beban beribadah. Itu artinya, pikun seharusnya jauh dari mereka yang menjaga ibadahnya, biidznillah.

Juga ayat berikut ini,
“Dan Katakanlah, ’Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakann.” (QS. At-Taubah [9] : 105)

Ayat ini, menjelaskan bahwa bekerja atau beraktifitas kebaikan terus dilakukan hingga kembali kepada Allah yang Maha Mengetahui yang ghoib dan yang nyata.

Untuk itulah, Islam tidak pernah mengenal kata pensiun. Hal itu bisa kita lihat dari dalil-dalil di atas. Adapun penelitian hanya menguatkan ayat-ayat Allah yang tertulis. Untuk itulah, kita bisa jumpai orang-orang besar dalam sejarah Islam, mereka tetap beraktifitas seperti biasa hingga di penghujung usia.

Petunjuk utamanya berasal dari Rasulullah SAW. Usia beliau jelas menggambarkan hal ini. Mari kita lihat di akhir-akhir usia beliau.

Pada usia 53 tahun yang hari ini dianggap sebagai MPP (Masa Persiapan Pensiun), Rasulullah harus melakukan perjalanan menempuh padang pasir di tengah ancaman kematian. Yaitu perjalanan mulia: Hijrah ke Kota Madinah. Kepala beliau dihargai 100 ekor unta bagi siapapun yang bisa menangkapnya hidup atau mati. Perjalanan itu beliau tempuh selama kurang lebih 15 hari. Beliau meninggalkan Kota Mekah pada malam 27 Shafar 14 Kenabian dan sampai di Kota Madinah tanggal 12 Rabi’ul Awwal 1 H, setelah menetap di Quba’ selama 4 hari. Sebuah aktifitas yang terlalu melelahkan dan berisiko untuk orang seusia itu.

Pada usia 55 tahun di mana dianggap telah pensiun pada hari ini, Rasulullah SAW justru mendapatkan perintah baru yang belum ada sebelumnya dan memerlukan kekuatan fisik, otak berikut tekad. Yaitu jihad (perang). Perintah jihad baru diturunkan pada tahun 2 H. Jihad jelas memerlukan kekuatan fisik yang terkadang perlu berhari-hari untuk sampai di kamp musuh, dalam keadaan cuaca apapun. Juga kekuatan otak dalam mengatur strategi perang, menganalisa kekuatan dan kelemahan serta informasi. Kekuatan tekad sangat diperlukan dalam jihad. Tekad yang hadir dari iman yang menggelora dan tidak padam hanya oleh ketakutan atau kesenangan, kekalahan atau kemenangan. Kalau dirata-rata, beliau harus keluar untuk perang setiap 4 bulan sekali. Jumlah peperangan yang diikuti langsung oleh Rasul ada 28 kali dari tahun 2H – 9H (lihat: al-Athlas al-Tarikhi li Sirah al-Rasul, Sami Abdullah al-Maghluts, h. 151, Maktabah al-‘Ubaikan, 1435H).

Fisik, otak, tekad untuk perang, sungguh tidak mudah di usia 55 tahun.

Pada usia 60 tahun -madzhab pensiun di barat dan perpanjangan 5 tahun terakhir bagi jabatan tinggi di Indonesia-, Rasulullah SAW masih harus menjalani perjalanan jauh untuk melanjutkan dakwah beliau. Di usia itu beliau masih harus menjalan 3 peperangan; Fath Makkah, Hunain dan Thaif. Tanyakan hari ini, di mana ada panglima yang masih siap memimpin di lapangan hingga usia 60 tahun. Shallallahu alaika ya Rasulallah…

Hingga pada detik-detik terakhir beliau wafat, usia masih produktif untuk kebaikan. Dari 14 hari beliau sakit kepala dan demam tinggi hingga beberapa kali pingsan, beliau masih mampu memimpin para shahabatnya shalat berjamaah selama 11 hari. Pada Hari Sabtu (beliau wafat hari senin), Rasul SAW merasakan sakitnya mereda, maka beliau pun keluar untuk shalat di masjid walaupun harus dipapah oleh dua orang. Pada hari Ahad, beliau masih melakukan kebaikan; membebaskan beberapa budak, shadaqah sebesar 7 dinar (mata uang emas) dan menghibahkan senjata-senjata beliau untuk muslimin.

Di sela-sela sakitnya itu beliau SAW masih memberikan nasehat dan perintah kepada para shahabatnya. Di antaranya beliau memberi kesempatan bagi siapapun yang mau membalas semua kesalahan beliau selama ini. Menyampaikan agar tidak sama dengan Yahudi dan Nasrani yang menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid. Menasehati agar berbuat baik kepada seluruh masyarakat Anshar. Memerintahkan agar tidak boleh ada dua agama di Jazirah Arab. Pada Shubuh terakhir untuk Rasulullah SAW (senin pagi), beliau masih bangun pagi dan membuka sitar rumahnya untuk menyaksikan para shahabatnya melakukan Shubuh berjamaah dan untuk melemparkan senyum manis beliau; senyum perpisahan. Dan inilah kalimat terakhir yang dibisikkan di telinga istri tercinta Aisyah radhiallahu anha,

“…bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. An-Nisa’ [4] : 69)

“Ya Allah ampunilah dan rahmatilah aku, dan pertemukan aku dengan ar-Rafiq al-a’la, allahuma ar-rafiq al-a’la.” (Lihat: ar-Rahiq al-Makhtum h. 370-374, Dar Ibn al-Khaldun)

Sungguh inilah produktifitas usia yang tak pernah mengenal pensiun. Benar-benar hingga hembusan nafas terakhir. Hingga kekuatan terakhir, saat tangan terkulai. Dan beliau SAW pun menghadap Allah yang Maha Tinggi pada Hari Senin waktu Dhuha, 12 Rabi’ul Awwal 11 H.

Bukankah kita sering berbicara tentang prestasi hidup dan produktifitas usia. Kini kita tahu, Rasulullah SAW sang teladan itu. Capaian usia maksimal dan ideal. Karena beliau tidak pernah mengenal pensiun.*



Read Post | komentar

FPKS: Negara Harus Lindungi Rakyat dari Miras

Sekretaris Fraksi PKS di DPR Abdul Hakim menilai, negara harus melindungi rakyat dari dampak minuman beralkohol atau minuman keras, karena itu fraksinya mendukung disahkannya Rancangan Undang-Undang Larangan Minuman Beralkohol.

“Rakyat harus dilindungi dari berbagai hal yang dapat merusak kesehatan dan kecerdasan anak bangsa. Kewajiban negara untuk melindungi rakyatnya dari dampak negatif pemakaian minuman berakohol,” kata Abdul Hakim di Jakarta, diberitakan Antara, Selasa (14/1/2014).

Ia mengatakan, FPKS mendesak agar pijakan RUU itu adalah pelarangan minuman beralkohol untuk diproduksi, dikonsumsi, dan didistribusikan bagi masyarakat.

Abdul menilai, seharusnya isi peraturan itu bukan pengaturan yang memberikan keleluasaan terhadap peredaran miras, namun pelarangan miras sendiri.

“Di Papua sudah ada Peraturan Daerah tentang persoalan larangan penjualan dan pemakaiannya. Hal itu lebih maju karena ada kepentingan anak bangsa terutama ditinjau dari segi kesehatan,” ujarnya.
Abdul menilai, penggunaan minuman beralkohol dapat diizinkan hanya untuk kepentingan tertentu saja dengan syarat ketat.

Menurut dia, menjadikan industri minuman beralkohol sebagai sumber pendapatan merupakan kontra produktif dengan keinginan melindungi anak bangsa dari dampak negatifnya.

“Pijakannya bukan hanya pengaturan yang ditinjau dari ekonomi. Pengecualian untuk penggunaan obat-obatan bagi kepentingan medis,” katanya.

RUU Larangan Minuman Beralkohol merupakan RUU Usul Inisiatif Fraksi PPP DPR RI. RUU ini telah masuk dalam Daftar Prolegnas RUU Prioritas tahun 2013 Nomor Urut 63 dengan Judul RUU Pengaturan Minuman Beralkohol.

Di dalam Naskah akademik RUU disebutkan beberapa dampak negatif minuman beralkohol antara lain GMO (Gangguan Mental Organik) yang mengakibatkan perubahan perilaku, seperti bertindak kasar, sehingga bermasalah dengan keluarga, masyarakat, dan kariernya. Perubahan fisiologis, seperti mata juling, muka merah, dan jalan sempoyongan. Kemudian, perubahan psikologi, seperti susah konsentrasi, bicara melantur, mudah tersinggung, dan lainnya.

Presiden SBY pada 6 Desember 2013 menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 74 tahun 2013 tentang Pengendalian Minuman Berakohol (Mihol). Pemerintah secara resmi menetapkan bahwa minuman beralkohol boleh beredar kembali dengan pengawasan.

Dalam Perpres tersebut, mihol dikelompokkan dalam tiga golongan. Pertama, mihol golongan A adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau etanil (C2H5OH) dengan kadar sampai dengan 5 persen.

Kedua, mihol golongan B adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol dengan kadar lebih dari lima sampai 20 persen. Ketiga, mihol golongan C, yaitu minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol dengan kadar lebih dari 20-55 persen. *


Read Post | komentar

PKS Mengalami Titik Balik

Survei Pol-Tracking Institute merilis, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah partai dengan tone pemberitaan negatif paling tinggi yaitu 23,87 persen sepanjang tahun 2013.

Menanggapi survei Pol-Tracking Institute tersebut Wakil Sekjen DPP PKS Fahri Hamzah tak memungkirinya. Menurutnya, ada dua hal menandakan sekaligus, pertama bahwa selama 2013 memang PKS adalah partai yang paling banyak mendapat sentimen negatif.

"Padahal kasusnya hanya satu dan terkait satu orang kader saja," katanya kepada Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Selasa, 14/1).

Kedua, memasuki 2014 justru PKS mulai mengalami trend kenaikan elektabilitas, tone negatifnya turun dari puncak yang terjadi bulan Mei 2013 rata-rata 23,87 persen, sementara elektabilitasnya mulai naik dalam tiga bulan terakhir dari 2,9 persen bulan Oktober 2013 menjadi lebih dari 3 persen bulan Desember 2013.

"Maka kami sangat berharap bahwa rasionalitas publik yang rusak selama 2013 menjadi pulih tahun ini," terang Fahri.

"PKS mengalami Titik Balik," tambah anggota Komisi III DPR ini.


Read Post | komentar
 
© Copyright Indonesia Bangkit ! 2013 - Redesigned by @defio84 | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all