Tifatul: Poros Tengah Kuat, Bisa Ulang Sejarah Gus Dur

Jumat, 11 April 2014

Anggota Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera, Tifatul Sembiring mengatakan bahwa potensi poros tengah saat ini sangat kuat. Hal ini jika dilihat dari perhitungan cepat beberapa lembaga survei yang atas hasil perolehan suara para partai tengah.

Bahkan, kata dia, jika digabung, poros tengah bisa meraih suara mencapai 31,9 persen. 

"Bagus, potensinya poros tengah itu 31,9 persen, jadi menurut saya bagus saja, dulu juga pernah di 1999 dan 2004," kata Tifatul di Istana Negara, Jakarta, Kamis 11 April 2014.

Namun saat ini, kata Tifatul, PKS sendiri masih menunggu dan melihat untuk menjadi pelopor dibentuknya poros tengah kembali.

"Kalau mereka mau poros tengah itu bargain powernya kuat. 1999 bisa naikkan Gus Dur padahal waktu itu yang menang PDIP 34 persen. Karena dorongan poros tengah kuat Gus Dur jadi bisa (menjadi presiden)," kata dia.

Tifatul mengatakan bahwa poros tengah sudah banyak berkomunikasi. Namun, belum mengerucut siapa yang akan diusung sebagai calon presiden. Tetapi, lanjut dia, poros tengah akan lebih kuat jika berkoalisi dengan partai nasionalis.

"Konkritnya kalau mau kuat paling tidak kalau ini (poros tengah) bisa didorong, bisa maju nomor 1 (capres), atau jadi bargain power untuk nomor 2 (cawapres). Kalau koalisi dengan nasionalis kita bisa kuat. Kalau tidak kita tidak akan dapat apa-apa," kata dia.

Partai poros tengah itu diantaranya Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Bulan Bintang.*
 
 
 *viva
Read Post | komentar

Meski Sibuk Pemilu, Ambulance PKS Tetap Melayani

PKSMARPOYAN.ORG.PEKANBARU. Mencintai masyarakat dan bangsa ini menjadi pekerjaan sepanjang masa bagi PKS. Inilah yang sudah dibuktikan oleh PKS Riau dengan menyediakan mobil Ambulance Gratis yang setiap hari berdiri siaga di depan kantor DPW PKS Riau Jl. Sukarno Hatta, Pekanbaru. Tidak mengenal waktu, siang dan malam, pemilu maupun usai pemilu, Ambulance ini tetap setia melayani warga yang membutuhkan pertolongan. 

Bahkan pada saat hari H pemilu legislatif tanggal 9 April 2014 yang lalu, mobil Ambulance PKS sumbangan dari anggota DPR RI ini tetap beroperasi. “Ya memang kita terus stand by. Sejak Pemilu kemarin setiap hari kita mendapat panggilan, 3 hari berturut-turut selalu ada yang telepon emergency call dan alhamdulillah sudah kita layani semua,” kata Franky, sang petugas yang diberikan amanah mengoperasikan ambulance tersebut.            

Seperti diceritakan Franky kepada pksmarpoyan.org, bahwa pada saat masyarakat melakukan pemungutan suara di TPS-TPS (9/4), Ambulance PKS Riau mendapat panggilan mengantarkan jenazah atas nama Amril, seorang kakek kelahiran tahun 1954 warga Jl. Nenas, Sukajadi. Berikutnya sehari usai pemilu, seorang ibu yang akan melahirkan membutuhkan pertolongan di Jl. Cik Di Tiro, Ambulance PKS segera meluncur untuk mengantar sang ibu ke rumah sakit. 

“Hari ini (kemarin red.), saya mengantarkan jenazah pak Yurisman almarhum, seorang dosen Perikanan UNRI yang tinggal di Pandau, Kabupaten Kampar,” kata Franky melanjutkan keterangannya. Franky membenarkan juga bahwa PKS dengan adanya ambulance ini siap melayani hingga ke luar ibu kota Pekanbaru dengan menghubungi nomer 082385519333.

Masyarakat yang merasakan langsung layanan ambulance gratis PKS mengaku sangat terbantu dan berterima kasih kepada PKS. Bahkan ada yang bertanya, mengapa PKS saja yang bisa melakukan ini, coba kalau semua partai mau menyediakan ambulance juga, pasti akan jauh lebih banyak terasa manfaat keberadaannya. 

Bahkan salah seorang warga sempat terpana setelah melihat ada stiker yang menempel di ambulance PKS. Stiker tersebut adalah foto Chairul Anwar, anggota DPR RI dari Riau yang menyumbangkan ambulance PKS. “Baru tahu saya, ini dia orangnya, padahal saya kemarin pilih bapak ini, walau saya belum pernah bertemu, kirim salam ya” seperti diceritakan Franky sambil tersenyum gembira. (adn)
Read Post | komentar

Saksi PKS Tangguh Dalam Beragumentasi di TPS

PKSMARPOYAN.ORG.PEKANBARU. Dalam pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 2014, seluruh partai politik menyebar saksinya di tiap Tempat Pemungutan Suara (TPS). Pada saat pileg kemarin (9/4) salah seorang anggota Garuda Keadilan  Riau- Nasrullah, mendapat mandat dari DPC PKS Marpoyan Damai menjadi saksi di TPS 17 kelurahan Tangkerang Barat, Pekanbaru. 
 
Nasrul, begitu dia dipanggil sehari-hari, menyadari betul betapa keberadaannya  di TPS sangat penting dalam menjaga dan memantau berlangsungnya proses pemungutan suara.“Saya lebih percaya diri karena sudah mengikuti pelatihan saksi PKS,” katanya. Benar saja, saat proses pemungutan suara, Nasrul selalu bersuara agar Pemilu berlangsung secara jujur dan adil.

“Ketika penghitungan suara DPR RI, petugas PPS melakukan kekeliruan dalam merekap jumlah untuk PKS. Saya langsung protes,” ujar Nasrul menceritakan. “Dalam telly saya, PKS mendapatkan 25 suara, namun petugas menuliskan 15. Saya kemudian mengajukan keberatan, saya tunjukkan jumlah semua suara yang masuk, dikurangi perolehan partai-partai, jelas sekali suara PKS harusnya 25 di sana.” 
 
Katanya meyakinkan. Sementara teman-temannya saksi dari partai yang lain hanya diam saja. Ternyata kebanyakan mereka hanya menunggu hasil akhir rekapan petugas KPPS. “Saya tidak diam, tetapi saya ikut menghitung sendiri, dan membandingkan dengan hitungan petugas,” kata Nasrul. 

“Saya langsung tahu jika ada yang tidak cocok atau tidak beres,” katanya sambil membetulkan kaca matanya. Kader muda PKS yang menjadi penggerak Garuda Keadilan Riau ini mengungkapkan, selama di TPS para saksi PKS selalu vokal berbicara dan menjadi rujukan bagi PPS maupun saksi yang lainnya. “Bagi saya ini pendewasaan politik, sangat mendidik sekali. Saya heran, teman-teman lain yang jadi saksi mereka justru curhat ke saya, katanya belum mengikuti pelatihan saksi, jadi mereka tidak tahu harus bagaimana.”

Bahkan ketika proses hitungan selesai, KPPS tidak memberikan lembar C1 (laporan untuk saksi red) yang asli, hanya fotokopi saja. Nasrul kemudian protes lagi. “Saya memimpin para saksi mengajukan keberatan, kita berusaha kooperatif dengan petugas. 

Saya jelaskan, nanti yang akan mendapat masalah KPPS ini juga, jika masalah ini sampai di tingkat kelurahan dan kecamatan pasti yang repot bapak- ibu juga, bagaimana kalau dipanggil lagi, dilakukan penghitungan ulang lagi, kan jadi tambah repot. Lagian ini kan sudah tercantum di undang-undang,” katanya.

Tidak jauh berbeda di TPS 16, di kelurahan yang sama saksi PKS dipercayaakan kepada Maulana. Maulana selalu bersuara dan meluruskan berbagai persepsi dan tindakan keliru dalam proses penghitungan suara KPPS.

 Kejadian menarik ketika itu adalah ketika ketua KPPS menterjemahkan suara sah dalam surat suara yang dicoblos lebih dari satu. Awalnya, yang mencoblos pada logo partai dihitung sah satu suara, kemudian mencoblos nama caleg dihitung satu suara.

 Namun begitu ada yaang mencoblos logo partai dan juga mencoblos nama caleg sekaligus, suara tetap dianggap sah akan tetapi petugas menghitung keduanya, sehingga terjadi penggelembungan suara.   

Saat itulah Maulana menunjukkan perannya sebagai saksi, dan akhirnya karena sudah berlarut-larut dalam adu argumentasi yang panjang, KPPS mempercayakan saja kepada Maulana untuk membuka dan menentukan suara sah dari setiap surat suara yang telah dicoblos di TPS itu.



by melindawarni@gmail.com



Read Post | komentar

Mobil Pembawa Berkas C1 PKS Bima Dirampok

BIMA – Kekerasan dalam Pemilu kembali terjadi. Kali ini mobil petugas PKS yang membawa formulir C1 dari berbagai TPS di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat dihadang sekelompok orang bersenjata parang, Kamis (10/4) sekitar pukul 16.00 waktu stempat.

“Sekitar jam 4 sore kemarin, petugas kami dihadang di tengah jalan dan ditodong dengan senjata tajam, di sebuah tanjakan di Desa Punti,” ungkap Ilham, Ketua PKS DPD Kabupaten Bima.

Kelompok yang mencegat mobil PKS itu berjumlah sekitar 26 orang. Mereka menggunakan mobil jenis pickup berwarna biru dan beberapa sepeda motor.

 “Ban mobil petugas kami diganjal batu dari depan dan belakang sehingga tidak bisa bergerak”, terang Ilham.

Kemudian sambil menodongkan parang, mereka meminta dua orang petugas PKS untuk turun dari mobil. Namun karena merasa terancam, petugas PKS hanya menurunkan kaca jendela samping supir dan mengunci semua pintu.

Karena permintaannya ditolak, kelompok itu kemudian memecahkan kaca mobil dan mengambil semua berkas formulir C1 di jok belakang mobil PKS.

“Pagi ini (Jum’at, 11/4/2014) kami akan melaporkan kejadian ini ke Polres Bima dan KPUD Bima. Petugas kami membawa surat tugas resmi dari partai untuk megumpulkan form C1 dari TPS-TPS,” tegas Ilham.

Ilham meminta aparat keamanan, khususnya Polres Bima mengusut tuntas kasus kekerasan ini, dan memproses pelakunya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

“Sangat disayangkan, Pemilu di Bima dicederai oleh perilaku sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab,” katanya.

Ilham tidak mengetahui secara persis motif kawanan itu mengambil formulir C1 milik PKS Bima. Namun, katanya, ini tentu berkaitan dengan kejahatan atau kecurangan Pemilu.

“Jika tidak ada kaitannya dengan kejahatan Pemilu untuk apa hanya mengambil formulir C1,” pungkasnya.*



*tajuk

Foto : Mobil minibus pembawa berkas C1 milik PKS Bima dirampok dan dirusakan sekawanan orang tak dikenal. Foto: IST
Read Post | komentar

Kampanye Terselubung di Hari Pencoblosan

JAKARTA –  Center for Indonesian Reform (CIR) memprotes keras iklan politik terselubung yang dilakukan pada hari tenang dan pencoblosan. Iklan terselubung tersebut adalah iklan produk sepatu New Era.

Menurut Direktur Eksekutif CIT Sapt Waluyo, pada iklan New Era menggunakan kalimat jualan 'Pilih yang HEBAT', padahal pada iklan aslinya kalimat jualannya adalah 'Terbukti yang Terbaik'.
Iklan sepatu "Pilih New Era HEBAT" berasosiasi dengan slogan PDIP "Indonesia HEBAT" . Apalagi jika diamati dengan seksama jenis huruf.  Font, dan warna hurufnya sama, identik.

Ditambah dengan suara berulang-ulang memberi sugesti. Iklan tersebut bukan hendak menjual sepatu, namun memasarkan pesan politik dengan cara canggih dan persuasif.

“Komisi Penyiaran Indonesia dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia harus mengusut, karena iklan tersebut telah melanggar hak publik untuk mendapat info yang benar dan obyektif," jelas Sapto.
Sementara itu pengamat politik dari Universitas Indonesia, Dr. Yon Mahmudi, melihat gejala negatif yang akan merusak iklim kebebasan bagi pemilih.

 "Sebenarnya kalau produsen sepatu itu punya kecenderungan politik silakan saja, tapi disalurkan dengan cara yang benar. Misal jadi donatur dan diumumkan secara tetbuka. Jika itu perusahaan terbuka, maka pemegang saham bisa bertanya: apa motifnya? Tapi, karena iklan terselubung maka bisa mengecoh pemirsa," ungkap Yon, dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UI.

Menurut Yon, bukan cuma KPI dan YLKI yang harus mengusut, tapi KPU dan Bawaslu juga harus bertindak, karena iklan itu diluncurkan di masa tenang dan pencoblosan yang sangat sensitif.

"Jika terbukti partai tertentu mendapat keuntungan dari iklan politik terselubung, maka capaian suaranya cacat prosedural dan moral. Namun, harus kita akui posisi Bawaslu amat lemah dalam mengawasi pelanggaran parpol. Hanya berani dengan partai menengah dan kecil. KPI dan Dewan Pers juga tak bergigi menghadapi kampanye media besar yang pemodalnya dikuasai kaum politisi," papar Yon.

Karena itu, Yon mendesak regulasi yang lebih keras/ketat dalam pengaturan kampanye dan pembiayaan partai politik. Semua pihak yang melanggar harus dihukum setimpal.

Analis CIR juga menemukan media nasional sekelas koran Kompas saja dapat terjebak pemihakan politik. Pada liputan tanggal 3 April 2014 (halaman 4), Kompas menyajikan berita panas "Menggoyang PDIP di Jawa Tengah". Anehnya, dalam infografis disebut nama partai secara berurut: Nasdem, PKB, PDIP, PKS, Golkar, Gerindra, Demokrat, PAN, PPP, Hanura, PBB, dan PKPI.
Infografis Kompas melakukan kekeliruan fatal karena partai nomor urut 3 mestinya adalah PKS, sedang PDIP nomor 4. Mengapa itu bisa terjadi?

"Redaksi Kompas harus menjelaskannya. Namun, dalam mitologi China memang diyakini angka 4 berarti kematian/stagnansi. Karena itu, mungkin pendukung PDIP tak begitu suka dapat nomor 4. Tapi, kesalahan Kompas bisa membawa berkah bagi PKS, karena pendukung PDIP bisa mencoblos nomor 3," sahut Sapto.

Suasana di masa kampanye jelas membuat banyak pihak panik, termasuk para sponsor politik dan pemilik media massa. Untuk itu, sikap cerdas para Pemilih diperlukan, agar tidak memilih partai yang curang atau membeli produk komersial yang diam-diam berpolitik. *


Read Post | komentar
 
© Copyright Indonesia Bangkit ! 2013 - Redesigned by @defio84 | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all