Keluarga di Gaza Gunakan Taksi Untuk Bermalam Setelah Banjir

Minggu, 22 Desember 2013

GAZA - Sopir taksi Gaza, Kahmis Kaud, bersama dengan istri dan sembilan anak-anak, harus meninggalkan rumah ketika badai musim dingin mulai penerjang Jalur Gaza pekan lalu.

Ketika badai "Alexa," mereda, keluarga Kaud itu kembali ke rumah mereka, namun separuh dari rumah mereka rusak oleh badai, sementara setengah lainnya terendam air.

Tidak ada tempat yang bisa menampung anak-istri Kaud, kecuali taksinya yang sudah tua. Bantuan sangat diharapkan Kaud untuk memperbaiki rumahnya.

"Saya benar-benar kasihan kepada istri dan anak-anak saya," ujar Kaud, yang berusia lima puluhan, kepada Anadolu Agency, sebagaimana dilansir worldbulletin.net, Sabtu 21 Desember.

 "Mobil ini terlalu kecil untuk menampung mereka semua."

Sejumlah besar rumah di Jalur Gaza rusak oleh badai, sementara ratusan keluarga harus mengungsi. Pemerintah tidak mampu menangani krisis karena kekurangan peralatan dan dana, memaksanya untuk menyatakan bahwa kondisi Gaza sangat 'tertekan'.

Ketika banjir bandang melanda, Kaud dan keluarganya baru saja menuju ke tempat tidur. Beberapa menit kemudian, mereka mendengar orang-orang berteriak di luar.

Ketika ia melihat keluar jendela, Kaud melihat banjir menerjang rumah-rumah.

"Saya bangunkan istri dan anak-anak saya dan membawa mereka naik ke atap," kenang Kaud.

Mereka akhirnya diselamatkan oleh personel pertahanan sipil, yang mengantar mereka bersama dengan ribuan warga  Gaza lainnya ke kamp-kamp darurat yang telah didirikan di sekolah-sekolah. Selama berhari-hari, Kaud mengatakan kepada istrinya dan sembilan anak-anak bahwa mereka akan segera kembali ke rumah. Tapi itu tidak terjadi.

Tidak ada yang tersisa dari rumah mereka yang sederhana selain tumpukan pecahan batu bata dan besi-besi, semua perabotan mereka telah rusak karena banjir.

Sekarang, taksi Kaud telah menjadi rumah baru bagi keluarga, di mana empat anak-anak tidur di bagasi, tiga di kursi belakang dan dua di kursi depan dengan ibu mereka. Kaud berada diluar untuk menjaga keluarganya meski angin dingin menerjang hingga menusuk tulang.

Kaud hanya tidur saat pagi, ketika anak-anak pergi ke sekolah. Dia hanya bisa tidur siang singkat, namun, karena ia harus segera bekerja menjalankan taksinya untu memberikan makan keluarganya.

Ketika anak-anak kembali dari sekolah, Kaud dan istri menggelar seprei untuk makan siang bersama.

Sekarang, harapan terbesar keluarga Kaud adalah untuk sekali lagi memiliki atap di atas kepala mereka.


sumber : muslimdaily.net
Read Post | komentar

Mentan Suswono Yakin Bisa Hentikan Impor Pangan

Menteri Pertanian RI Suswono mengharapkan Aceh dapat terus mendukung ketahanan pangan nasional dengan meningkatan produksi tanaman pangan. Aceh dapat melakukan itu karena memiliki potensi yang luar bisa untuk peningkatan produksi pangan.

"Pemerintah pusat telah memetakan potensi seluruh wilayah Indonesia. Dan pemerintah melihat, Aceh memiliki potensi yang luar biasa untuk peningkatan produksi pangan," kata Mentan Suswono dalam acara Panen Raya Jagung Hibrida, tepung Tawar Turun Benih, dan Penyerahan UPJA” di Desa Tanjung Kecamatan Darul Hasanah, Kabupaten Aceh Tenggara, Sabtu (21/12/2013).

Ikut panen jagung bersama Mentan diantaranya Gubernur Aceh Zaini Abdullah, Bupati Aceh Tenggara Hasanuddin, Anggota DPR Nasir Djamil, dan sejumlah unsur pimpinan daerah lainnya.

Mentan mengungkapkan, pihaknya sangat bangga dengan hasil yang dicapai oleh masyarakat Aceh dalam mendukung produksi pangan nasional ini. Tahun ini produksi padi di Aceh mencapai dua juta ton lebih, dan jagung mencapai 200 ribu ton. Sementara untuk kedelai, Aceh merupakan salah satu daerah andalan produksi kedelai.

"Apa yang dicapai Aceh sungguh sangat membantu keseluruhan bangsa mengurangi beban nasional," ujar Mentan.

Mentan menjelaskan, tahun 2013 Indonesia terpaksa harus mengimpor jagung hingga 2,5 juta ton dan kedelai hingga 1,5 juta ton. Dengan potensi dan hamparan jagung yang sangat luas di Aceh Tenggara, Mentan yakin bisa menghentikan impor pangan dan jika perlu mengekspor pangan ke luar negeri.

"Saya dan Gubernur Aceh akan menyampaikan kepada Bapak Presiden pada Sidang Kabinet, kita bisa dan mampu memenuhi kebutuhan pangan kita secara mandiri. Saya akan mendorong agar peningkatan produksi pangan di Aceh menjadi agenda dan kebijakan prioritas nasional," imbuh Mentan.

Lebih lanjut Mentan mengatakan, jika produksi jagung dapat terus ditingkatkan maka devisa negara yang bisa dihemat mencapai Rp 9 triliun. Jika Aceh bisa berkontribusi dengan meningkatkan produksi jagung hingga 500 ribu ton, maka akan ada sekitar Rp 1,5 triliun yang bisa menjadi pendapatan masyarakat Aceh.



Foto : Mentan Suswono dan Gubernur Aceh berjalan menuju lokasi panen jagung hibrida dalam acara Panen Raya Jagung Hibrida, tepung Tawar Turun Benih, dan Penyerahan UPJA di Desa Tanjung Kecamatan Darul Hasanah, Kabupaten Aceh Tenggara, Sabtu (21/12/2013). 

sumber : tribunnews
Read Post | komentar
 
© Copyright Indonesia Bangkit ! 2013 - Redesigned by @defio84 | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all