Senin, 16 Desember 2013
Banyak kasus yang selama ini
terselubung, mulai terkuak.
Ketika orang bertanya-tanya siapa itu Bunda Putri, belakangan ada pengakuan dari Menteri Pertanian Suswono bahwa Bunda Putri itu adalah seorang pengusaha.
"Dia (Bunda Putri, Red) pelaku usaha. Namanya saya enggak kenal persis. Saya hanya dikenalkan namanya Bunda Putri. Dia dari Cilimus, Kuningan, Jawa Barat," kata Suswono saat bersaksi dalam sidang Luthfi Hasan Ishaaq, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (3/10/2013).
Tak lama kemudian muncul nama Bu Pur. Publik pun bingung, apakah Bu Pur ini adalah Bunda Putri atau bukan. Dalam persidangan terkait kasus korupsi Hambalang kemudian terkuak, Bu Pur itu adalah Sylvia Solehah.
Presiden Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono memang mengenal Ibu Pur sebagai kolega, mengingat suami Ibu Sylvia Soleha merupakan teman satu angkatan Presiden Yudhoyono saat menjalani pendidikan taruna AKABRI di tahun 1973.
“Yang bersangkutan adalah taruna dari Kepolisian, mengingat pada tahun 1973 masih digabung antara taruna TNI dan Kepolisian,” kata Juru Bicara Kepresidenan Julian A Pasha di Bandara Juanda Surabaya, Rabu (4/12), saat mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan kerja ke Bali dan Jawa Timur.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto juga memastikan Sylvia Solehah alias Bu Pur dan Bunda Putri orang yang berbeda.
“Bunda Putri yang fotonya tersebar dengan para pejabat itu beda dengan Bu Pur,” kata Djoko kepada sebuah majalah nasional, Kamis, 24 Oktober 2013, pekan lalu.
Setelah Bunda Putri dan Bu Pur, kini sebuah nama mencuat akibat laporan Wikileaks. Nama Ibu Ani Yudhoyono disebut-sebut memainkan peran penting dalam politik Tanah Air.
Berita ini telah beredar luas di berbagai milis dan media sosial lainnya.
Dalam sebuah milis dituliskan: Harian The Australian membeberkan alasan aksi mata-mata terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Negara Ani Yudhoyono beberapa waktu lalu.
Hanya berselang tiga hari sebelum berlangsungnya kampanye di Australia, kabel diplomatik berstempel 'rahasia' dikirimkan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta kepada diplomat AS di Canberra dan CIA.
Kabel itu membicarakan dinamika baru peta politik Indonesia. Para intelijen ini meyakini ada pemain yang menjadi penasihat penting bagi SBY.
Orang tersebut bukan wakil presiden, bukan pula menteri dalam kabinet SBY, tapi istrinya sendiri yakni Ani Yudhoyono.
"Keberadaan Kristiani Herawati telah mengorbankan penasihat kunci lainnya. Ibu negara diduga telah memanfaatkan akses kepada presiden untuk membantu teman-temannya dan menjatuhkan lawannya, termasuk Wakil Presiden (Jusuf) Kalla," tulis kabel tersebut, Minggu (15/12), seperti dikutip dari The Australian.
Informasi tersebut membuat Direktorat Pertahanan Signal dan mata-mata lain yang bertempat di Canberra ingin mengetahui lebih jauh dinamika baru itu.
Mereka menilai Ibu Ani memainkan peran untuk membangun dinasti keluarga dengan memasang Agus Harimurti Yudhoyono sebagai presiden selanjutnya.
Tak hanya itu, sumber di Wikileaks juga menyebutkan, Ani Yudhoyono adalah satu-satunya orang yang mendapat kepercayaan penuh dari presiden dalam menghadapi setiap isu.
"Ibu Ani adalah satu-satunya orang yang Presiden benar-benar bisa percaya pada setiap masalah dan sebagai presiden jalan untuk menuju paruh kedua masa jabatannya, ia semakin bergerak di berbaris dengan istrinya," ungkap Wikileaks.
Harian The Australian juga menyebutkan, Ani sangat berambisi untuk menempatkan Agus Harimurti dan menjadikan ibu negara sebagai capres 2014.
Jabatan itu dilakukan sampai putranya mencapai usia yang cukup sampai dapat dipilih menjadi presiden pada Pemilu 2019.
Wikileaks membeberkan, posisi Ani Yudhoyono sebagai ibu negara membuatnya mudah bergerak bebas di lingkungan istana.
Kondisi itu membuatnya lebih mudah dalam memberikan masukan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam menghadapi sejumlah masalah.
Menjelang Pemilihan Umum 2009 lalu, salah satu sumber intelijen di sekitar istana melaporkan dengan jelas ada pergeseran kekuasaan yang mengarah ke Ibu Ani.
Kondisi itu membuat penasihat presiden Sudi Silalahi semakin merasa terpinggirkan, ia pun tidak lagi memiliki daya untuk memberikan nasihat atasannya tersebut.
"Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi , hampir mundur pada bulan Januari akibat frustrasi dengan dinamika baru di istana," ungkap Wikileaks, Minggu (15/12).
Wikileaks juga ungkap kedekatan Ical-Ani Yudhoyono. Mantan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Aburizal Bakrie (Ical) pernah melakukan pendekatan intensif dengan Ibu Negara Ani Yudhoyono pada tahun 2005 lalu.
Langkah ini dia lakukan setelah di-reshuffle dari jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Dalam laporan yang dibocorkan Wikileaks, Minggu (15/12), Ical dilaporkan langsung tebar pesona untuk mendapatkan kembali perhatian dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono .
Bahkan, pria yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar ini semakin tekun melakukan pendekatan dengan Ani dan keluarganya.
"Entah bagaimana (Bakrie) berhasil membalikkan isu bencana aliran lumpur Jawa Timur yang diprakarsai perusahaannya Lapindo Brantas Corporation, dia juga terus meningkat profilnya dalam administrasi kenegaraan," ungkap Wikileaks.
Dalam kawat diplomatik berstempel 'rahasia' tersebut, mengindikasikan kedekatan Ical dengan ibu negara sempat membuat hubungan antara Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dengan Ani berada di ujung tanduk.
Bahkan, Ani sempat marah saat JK berseloroh soal agama yang dianut istri SBY ketika bertarung pada Pilpres 2009.
Di saat bersamaan, JK juga menyimpan minat untuk meningkatkan hubungannya dengan Ani, dengan misi mendapat persetujuan dari istri SBY tersebut.
Keputusan ini akan berdampak besar terhadap kelanjutan pasangan SBY-Kalla pada Pemilu 2009.
The Australian juga ungkap strategi SBY raup suara Islam. Para intelijen nampaknya tidak puas melihat sepak terjang Ibu Negara Ani Yudhoyono di lingkaran Istana.
Mereka juga memantau pergerakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat mengikuti musim kampanye Pemilu 2009. Ketika itu, SBY tengah berjuang untuk dapat kembali menjabat sebagai presiden.
Dilansir The Australian, Minggu (15/12), kala itu Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) coba menyebarkan rumor dengan menyebut Ani Yudhoyono beragama Kristen karena jarang menggunakan kerudung.
Isu tersebut membuat Ani mulai menggunakan busana muslim dalam berbagai kesempatan maupun acara-acara resmi.
Di saat bersamaan, intelijen Australia mulai memperhatikan hubungan antara SBY dengan kelompok Islam untuk mengamankan suara kaum religius.
Meskipun di pemilihan legislatif April 2009, suara dari partai berlatar belakang agama mengalami penurunan dari 38 persen pada 2004 menjadi 28 persen.
Kelompok Islam masih memiliki peranan penting bagi SBY. Terutama dalam menghadapi serangan yang dilancarkan dari kubu JK.
"Yudhoyono tahu pentingnya Islam di Indonesia. Dia (SBY) berupaya meyakinkannya dengan beribadah sebagaimana umat muslim dan telah melaksanakan ibadah haji. Namun, dia melupakan hubungannya dengan partai berazaskan Islam yang bergabung dengan koalisinya, seperti PKS. Di saat bersamaan, dia berada di belakang demi mendukung isu yang terjadi di kalangan umat muslim, termasuk soal Timur Tengah atau mendukung undang-undang antipornografi," tulis kawat diplomatik yang dikirimkan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.
Akan tetapi, intelijen tidak menemukan SBY dan Ibu Ani memberikan bantuan dana atau dukungan politik bagi kelompok Islam radikal.
Keduanya tetap berkomitmen untuk memerangi ekstremisme dan terorisme, sekaligus mendukung Indonesia menjadi negara sekuler.
"Sejak (PKS) mulai menonjol pada lima tahun lalu (Pemilu 2004), PKS telah berbuat banyak untuk memecah ketakutan terhadap kegelapan di jantung demokrasi Indonesia." seperti dilansir dari The Australian. [berbagai sumber/L-8].
Ketika orang bertanya-tanya siapa itu Bunda Putri, belakangan ada pengakuan dari Menteri Pertanian Suswono bahwa Bunda Putri itu adalah seorang pengusaha.
"Dia (Bunda Putri, Red) pelaku usaha. Namanya saya enggak kenal persis. Saya hanya dikenalkan namanya Bunda Putri. Dia dari Cilimus, Kuningan, Jawa Barat," kata Suswono saat bersaksi dalam sidang Luthfi Hasan Ishaaq, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (3/10/2013).
Tak lama kemudian muncul nama Bu Pur. Publik pun bingung, apakah Bu Pur ini adalah Bunda Putri atau bukan. Dalam persidangan terkait kasus korupsi Hambalang kemudian terkuak, Bu Pur itu adalah Sylvia Solehah.
Presiden Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono memang mengenal Ibu Pur sebagai kolega, mengingat suami Ibu Sylvia Soleha merupakan teman satu angkatan Presiden Yudhoyono saat menjalani pendidikan taruna AKABRI di tahun 1973.
“Yang bersangkutan adalah taruna dari Kepolisian, mengingat pada tahun 1973 masih digabung antara taruna TNI dan Kepolisian,” kata Juru Bicara Kepresidenan Julian A Pasha di Bandara Juanda Surabaya, Rabu (4/12), saat mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan kerja ke Bali dan Jawa Timur.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto juga memastikan Sylvia Solehah alias Bu Pur dan Bunda Putri orang yang berbeda.
“Bunda Putri yang fotonya tersebar dengan para pejabat itu beda dengan Bu Pur,” kata Djoko kepada sebuah majalah nasional, Kamis, 24 Oktober 2013, pekan lalu.
Setelah Bunda Putri dan Bu Pur, kini sebuah nama mencuat akibat laporan Wikileaks. Nama Ibu Ani Yudhoyono disebut-sebut memainkan peran penting dalam politik Tanah Air.
Berita ini telah beredar luas di berbagai milis dan media sosial lainnya.
Dalam sebuah milis dituliskan: Harian The Australian membeberkan alasan aksi mata-mata terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Negara Ani Yudhoyono beberapa waktu lalu.
Hanya berselang tiga hari sebelum berlangsungnya kampanye di Australia, kabel diplomatik berstempel 'rahasia' dikirimkan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta kepada diplomat AS di Canberra dan CIA.
Kabel itu membicarakan dinamika baru peta politik Indonesia. Para intelijen ini meyakini ada pemain yang menjadi penasihat penting bagi SBY.
Orang tersebut bukan wakil presiden, bukan pula menteri dalam kabinet SBY, tapi istrinya sendiri yakni Ani Yudhoyono.
"Keberadaan Kristiani Herawati telah mengorbankan penasihat kunci lainnya. Ibu negara diduga telah memanfaatkan akses kepada presiden untuk membantu teman-temannya dan menjatuhkan lawannya, termasuk Wakil Presiden (Jusuf) Kalla," tulis kabel tersebut, Minggu (15/12), seperti dikutip dari The Australian.
Informasi tersebut membuat Direktorat Pertahanan Signal dan mata-mata lain yang bertempat di Canberra ingin mengetahui lebih jauh dinamika baru itu.
Mereka menilai Ibu Ani memainkan peran untuk membangun dinasti keluarga dengan memasang Agus Harimurti Yudhoyono sebagai presiden selanjutnya.
Tak hanya itu, sumber di Wikileaks juga menyebutkan, Ani Yudhoyono adalah satu-satunya orang yang mendapat kepercayaan penuh dari presiden dalam menghadapi setiap isu.
"Ibu Ani adalah satu-satunya orang yang Presiden benar-benar bisa percaya pada setiap masalah dan sebagai presiden jalan untuk menuju paruh kedua masa jabatannya, ia semakin bergerak di berbaris dengan istrinya," ungkap Wikileaks.
Harian The Australian juga menyebutkan, Ani sangat berambisi untuk menempatkan Agus Harimurti dan menjadikan ibu negara sebagai capres 2014.
Jabatan itu dilakukan sampai putranya mencapai usia yang cukup sampai dapat dipilih menjadi presiden pada Pemilu 2019.
Wikileaks membeberkan, posisi Ani Yudhoyono sebagai ibu negara membuatnya mudah bergerak bebas di lingkungan istana.
Kondisi itu membuatnya lebih mudah dalam memberikan masukan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam menghadapi sejumlah masalah.
Menjelang Pemilihan Umum 2009 lalu, salah satu sumber intelijen di sekitar istana melaporkan dengan jelas ada pergeseran kekuasaan yang mengarah ke Ibu Ani.
Kondisi itu membuat penasihat presiden Sudi Silalahi semakin merasa terpinggirkan, ia pun tidak lagi memiliki daya untuk memberikan nasihat atasannya tersebut.
"Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi , hampir mundur pada bulan Januari akibat frustrasi dengan dinamika baru di istana," ungkap Wikileaks, Minggu (15/12).
Wikileaks juga ungkap kedekatan Ical-Ani Yudhoyono. Mantan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Aburizal Bakrie (Ical) pernah melakukan pendekatan intensif dengan Ibu Negara Ani Yudhoyono pada tahun 2005 lalu.
Langkah ini dia lakukan setelah di-reshuffle dari jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Dalam laporan yang dibocorkan Wikileaks, Minggu (15/12), Ical dilaporkan langsung tebar pesona untuk mendapatkan kembali perhatian dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono .
Bahkan, pria yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar ini semakin tekun melakukan pendekatan dengan Ani dan keluarganya.
"Entah bagaimana (Bakrie) berhasil membalikkan isu bencana aliran lumpur Jawa Timur yang diprakarsai perusahaannya Lapindo Brantas Corporation, dia juga terus meningkat profilnya dalam administrasi kenegaraan," ungkap Wikileaks.
Dalam kawat diplomatik berstempel 'rahasia' tersebut, mengindikasikan kedekatan Ical dengan ibu negara sempat membuat hubungan antara Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dengan Ani berada di ujung tanduk.
Bahkan, Ani sempat marah saat JK berseloroh soal agama yang dianut istri SBY ketika bertarung pada Pilpres 2009.
Di saat bersamaan, JK juga menyimpan minat untuk meningkatkan hubungannya dengan Ani, dengan misi mendapat persetujuan dari istri SBY tersebut.
Keputusan ini akan berdampak besar terhadap kelanjutan pasangan SBY-Kalla pada Pemilu 2009.
The Australian juga ungkap strategi SBY raup suara Islam. Para intelijen nampaknya tidak puas melihat sepak terjang Ibu Negara Ani Yudhoyono di lingkaran Istana.
Mereka juga memantau pergerakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat mengikuti musim kampanye Pemilu 2009. Ketika itu, SBY tengah berjuang untuk dapat kembali menjabat sebagai presiden.
Dilansir The Australian, Minggu (15/12), kala itu Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) coba menyebarkan rumor dengan menyebut Ani Yudhoyono beragama Kristen karena jarang menggunakan kerudung.
Isu tersebut membuat Ani mulai menggunakan busana muslim dalam berbagai kesempatan maupun acara-acara resmi.
Di saat bersamaan, intelijen Australia mulai memperhatikan hubungan antara SBY dengan kelompok Islam untuk mengamankan suara kaum religius.
Meskipun di pemilihan legislatif April 2009, suara dari partai berlatar belakang agama mengalami penurunan dari 38 persen pada 2004 menjadi 28 persen.
Kelompok Islam masih memiliki peranan penting bagi SBY. Terutama dalam menghadapi serangan yang dilancarkan dari kubu JK.
"Yudhoyono tahu pentingnya Islam di Indonesia. Dia (SBY) berupaya meyakinkannya dengan beribadah sebagaimana umat muslim dan telah melaksanakan ibadah haji. Namun, dia melupakan hubungannya dengan partai berazaskan Islam yang bergabung dengan koalisinya, seperti PKS. Di saat bersamaan, dia berada di belakang demi mendukung isu yang terjadi di kalangan umat muslim, termasuk soal Timur Tengah atau mendukung undang-undang antipornografi," tulis kawat diplomatik yang dikirimkan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.
Akan tetapi, intelijen tidak menemukan SBY dan Ibu Ani memberikan bantuan dana atau dukungan politik bagi kelompok Islam radikal.
Keduanya tetap berkomitmen untuk memerangi ekstremisme dan terorisme, sekaligus mendukung Indonesia menjadi negara sekuler.
"Sejak (PKS) mulai menonjol pada lima tahun lalu (Pemilu 2004), PKS telah berbuat banyak untuk memecah ketakutan terhadap kegelapan di jantung demokrasi Indonesia." seperti dilansir dari The Australian. [berbagai sumber/L-8].
sumber :suarapembaruan.com