Kamis, 26 Desember 2013
Wakil ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Tgk. Faisal Ali
mengemukakan hal itu pada diskusi publik mengungkap bahaya liberalisme
di Aceh dan peluncuran Gerakan Aceh Tanpa JIL (ATJ) di Lamnyong Banda
Aceh, Rabu kemarin.
Faisal Ali mengungkapkan, di Aceh JIL mulai berkembang meskipun belum
muncul ke publik seperti halnya dikota-kota besar di Jawa. Karena itu
Faisal mengajak masyarakat untuk sama-sama mencegah perkembangan JIL
sebelum mereka berkembang di bumi serambi Mekkah ini.
Faisal menyebutkan, salah satu upaya untuk mencegah perkembangan JIL
adalah melalui dunia pendidikan. Menurutnya harus ada upaya untuk
menjauhkan pendidikan yang berbau sekularisme kepada kepada generasi
Aceh. Apa lagi menurutnya penyebaran JIL kerap dilakukan dengan
pemberian beasiswa.
“Kalau selama ini pendidikan kita hanya fokus kepada otak saja, nah
kedepan perlu dipikirkan bagaimana pendidikan ini juga menguatkan iman
mereka. Begitu juga dengan beasiswa, bukan tidak boleh tapi kita harus
selektif, jangan sampai beasiswa kita tukar dengan akidah,” ujarnya.
Faisal Ali menyambut baik kehadiran Gerakan Aceh Tanpa JIL, paling
tidak gerakan ini bisa menghambat perkembangan JIL di Aceh melalui
diskusi-diskusi keislaman yang harus digelar secara rutin.
“Gerakan ini sangat bagus untuk menghambat JIL di Aceh ini, dan MPU
Aceh mendukung serta mengucapkan selamat atas kehadiran Gerakan yang
sangat bagus ini”lanjutnya lagi.
Sementara itu Aktifis Indonesia Tanpa JIL Akmal Sjafril menyebutkan
kehadiran Indonesia Tanpa JIL mendapatkan sambutan yang luar biasa dari
masyarakat, hal itu setidaknya terlihat dengan begitu antusiasnya
masyarakat di berbagai kota untuk mendeklarasikan daerahnya sebagai
daerah tanpa JIL, salah satunya adalah provinsi Aceh.
“Di Aceh sambutannya begitu antusias, selain para pemuda, kami
melihat ulama-ulama disini sangat mendukung kehadiran Aceh Tanpa JIL,
semoga ini bisa mencegah perkembangan JIL di provinsi Aceh”ujarnya.
Akmal menyebutkan JIL kerap menyasar para pemuda, mahasiswa dan
pelajar yang masih awam dengan pengetahuan agama, aktifis JIL kerap
memainkan logika untuk mempengaruhi targetnya.
Menurut Akmal meskipun bahaya JIL ini belum begitu terasa di Aceh,
namun ia meminta agar para aktivis dakwah tidak menunggu JIL berkembang
kemudian mencegah, akan tetapi harus segera ada upaya untuk menghambat
sebelum mereka berkembang.
sumber : tajuk.co