Koalisi Partai Islam Sudah Kantongi Capres Alternatif Non Jokowi, Prabowo dan Ical

Sabtu, 12 April 2014

Partai politik (Parpol) berbasis Islam benar-benar serius untuk melakukan koalisi. Bahkan elit partainya tengah menggodok kemungkinan menyodorkan seorang calon presiden (Capres) alternatif diluar kandidat capres yang saat ini beredar seperti Jokowi, Prabowo, dan Aburizal Bakrie alias Ical.

"Yang jelas kami sudah punya nama, kriterianya orang muda usia 40 sampai 60 tahun," kata Wakil Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa di Jakarta, Sabtu (12/4/2014).

Suharso yakin kandidat Capres itu bisa diterima oleh 5 partai berbasis Islam yakni PPP, PKS, PAN, PKB, dan PBB.

"Orangnya netral bisa diterima. Nama yang kami sodorkan bisa juga diterima oleh Golkar dan Demokrat jika ingin bergabung," kata Suharso.

Siapa sosok dimaksud, Suharso enggan menyebutkan. "Sosoknya bisa diterima semua kalangan. Ini orang netral," kata dia.

Ditegaskan koalisi partai Islam sangat memungkinkan untuk mengusung kandidat Capres dan Cawapres pada Pilpres 2014 ini.

"Pembicaraan diantara sesama partai Islam sudah dilakukan, tinggal diintensifkan," ujarnya.
Dia juga tidak memungkiri bahwa Partai Demokrat akan diajak masuk untuk berkoalisi.

"Kemungkinan kedua (diajak berkoalisi) yah Golkar sebab koalisi partai Islam ini harus juga undang partai nasionalis," ujarnya. *


Read Post | komentar

Siaran PERS : Waspadai Kecurangan Formulir C-1 Untuk Katrol Suara

SEMARANG – Jelang masa penetapan suara Pemilihan Umum (Pemilu), para kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) diminta untuk tetap fokus dalam mengawal suara partai yang hingga saat ini masih etrus berlangsung. Selain menjaga stabilitas dan kondusivitas Pemilu, proses pengawalan suara itu sebagai upaya untuk terus menjaga hasil suara yang diperoleh oleh PKS.

Menurut Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Jateng, Hadi Santoso, proses penjagaan yang terus dilakukan kader dan struktur akan terus dilakukan hingga tahap akhir Pemilu, yakni penetapa suara oleh Komisi Pemlihan Umum (KPU).

“Hingga hari ini, para caleg, saksi, kader pendamping TPS, tim tabulasi di berbagai kota seantero nusantara belum istirahat, karena ada tugas yang masih penting, yakni terus menjaga suara,” terangnya Sabtu (12/4/2014), di Semarang, Jawa Tengah.

Lebih lanjut, Hadi yang juga caleg PKS untuk DPRD Provinsi Dapil IV (Sragen, Wonogiri dan Karanganyar) ini menghimbau kader untuk tetap fokus dan tidak terpancing segala isu dan berita miring seputar PKS yang hingga kini masih terus terjadi. “Sekarang tugas utama kita adalah menjaga suara rakyat yang diberikan atas dasar kepercayaan,” tandasnya.

Penggelembungan Suara Sistemik di Jateng
Hadi juga menyoroti banyaknya aksi penggelembungan suara di beberapa tempat di Jateng. Menurut pria yang duduk sebagai Aleg DPRD Provinsi, jika benar aksi tersebut dilakukan untuk menaikkan suara partai tertentu, tentu tidak bisa dibenarkan dan harus ada tindakan tegas.

“Ada laporan dari tim tabulasi wilayah menscan LJK C1 dan memvalidasi, hampir smua suara perincian sebuah partai berbeda jumlahnya dengan jumlah keseluruhan, rata – rata terjadi penggelembungan antara 10-50% atau hingga 500 suara.

 Awalnya kami kira ini kesalahan KPPS salah hitung, namun akhirnya kami berkesimpulan hal ini sengaja dilakukan KPPS, untuk kasus tersebut terjadi di Kecamatan Gunungpati dan Tembalang di Kota Semarang,” papar pria yang juga koordinator tabulasi wilayah PKS Jateng ini.

Selain di kota Semarang, aksi kecurangan juga terjadi di beberapa tempat di Jateng, seperti di Temanggung, Cilacap dan Pati. Dikatakan Hadi, sebuah partai mengalami kenaikan suara dan tidak sinkron data antara 10 hingga 50 suara per TPS.  “Di Kabupaten Cilacap, modus yang digunakan adalah aksi beli Form – C1 saksi oleh oknum kepada para saksi parpol,” tegasnya.

Untuk itu, Hadi meminta kepada KPU Jateng dan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) tidak tutup mata atas aksi ini dan segera melakukan langkah tindak lanjut. “Kami mencium adanya aroma operasi massif penggelembungan suara secara sistemik di Jateng,” kata pria asal Wonogiri ini.

Seperti diketahui, menurut UU No. 2 dan No. 8 Tahun 2013 dan Peraturan KPU (PKPU) 26 – 27 tentang kecurangan Pemilu, jika terjadi penggelembungan suara secara sengaja maka akan diancam dengan hukuman pidana selama 1 tahun penjara. Berdasar payung hukum ini, Hadi meminta agar semua elemen masyarakat bergerak dan tetap memantau proses hingga penetapan suara oleh KPU.

“Hingga saat ini, PKS telah memiliki hampir 85 % Form-C1, dan kami mengajak kepada para saksi dari semua parpol peserta pemilu untuk bersama – sama memperhatikan dan mengamati, serta menindak jika ditemukan bukti atas kasus ini,” pungkasnya.


by Humas PKS Jateng
Read Post | komentar

Selamat Kepada Siapa Yang Tak Lelah Berjuang


Saatnya kita belajar menerima ketentuan Allah setelah maksimal berusaha. Selebihnya, ini bukan titik akhir perjuangan.

Yang telah didapat disyukuri
Yang belum sesuai target dievaluasi
Yang jadi cita-cita terus ditekuni....
sederhana saja...

Beban yang diletakkan di atas pundakmu sesuai dengan kekuatan pundakmu, bukan sesuai keinginanmu. Kuatkan pundakmu.....

Kemarin kita sibuk mencari suara, berikutnya kita harus sibuk bekerja....

Kemarin kita sibuk rapat pemenangan
Kedepan kita harus sibuk rapat pelayanan...

Kemarin kita semangat usung calon kita...
Kedepan kita harus semangat usung kerja-kerja kita....

Berikutnya kita harus fokus bagaimana memaksimalkan hasil yang telah diraih dibanding memikirkan apa yang tidak dapat diraih...

Kedepan, konstituen tidak boleh dilihat sebagai ladang suara.... tapi ladang pahala... persiapkan pelayanan terbaik untuk mereka....

Suara-suara yang telah mereka berikan tanpa imbalan maknanya adalah amanah, harapan, cita-cita dan keinginan. Jangan sekali-kali kecewakan mereka..

Siapakah pemenang sesungguhnya? Dialah pemimpin yang nantinya tidak menipu rakyatnya....

Selamat kepada para pemenang...
Selamat kepada siapa yang tak lelah berjuang...*

 
 
Oleh. Ust. Abdullah Haidir
 
 
Read Post | komentar

Jubir PKS: Tidak Mungkin Anis Matta Sowan Ke Sana Ke Sini

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan melakukan evaluasi hasil pemilu legislatif sekaligus menentapkan arah koalisi pada bulan Mei.

"Efektivitas koalisi ini harus jadi pedoman pertama. PKS akan pikirkan pemerintahan efektif atau tidak," kata jurubicara PKS, Mardani Ali Sera,  dalam Diskusi "Tiki Taka Koalisi" di Cikini, Jakarta, Sabtu (12/4).

Kata dia, PKS akan menjadikan platform atau program partai sebagai basis utama membangun koalisi. Bila akhirnya diputuskan oleh Majelis Syuro untuk bergabung dengan koalisi pendukung pemerintahan yang baru, PKS akan tetap mempertahankan sikap kritis .

"Kalau ada kebijakan yang menurut PKS tidak pro rakyat, pasti akan kami kritisi," ungkapnya.

PKS menyerahkan soal peta koalisinya kepada mekanisme di Majelis Syuro pada bulan Mei.

"Jadi tidak mungkin Anis Matta (Ketua Umum PKS) datang ke sana ke sini, sowan ke sana ke sini. Kami ada mekanisme biar lambat asal selamat," tegasnya. *


Read Post | komentar

Anis Matta: Real Count, Suara PKS Akan Lebih Tinggi Dibanding 2009

Jakarta, GATRAnews - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta optimistis perolehan suara partainya bisa melebihi 10% pada pemilihan legislatif kali ini.

Hal tersebut mengacu kepada perhitungan real count yang dilakukan tim internal dimana untuk sementara angkanya mendekati 10%. "Angkanya masih fluktuatif dan belum stabil. Tapi kami optimis Insya Allah perolehan suara dan kursi PKS Akan lebih tinggi dibanding pemilu 2009," ungkapnya dalam pesan singkat yang diterima wartawan Jumat, (11/4).

Dari hasil perhitungan cepat (quick count) yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei, PKS hanya mampu memperoleh 7% suara. Namun hal itu tidak membuat Anis goyah. Menurutnya semua hal bisa terjadi hingga pengitungan Real Count selesai nantinya.

Dirinya pun tidak lupa memberikan sanjungan kepada kader dan simpatisan partai yang selalu mendukung visi dan misi dari PKS yang menjadikan partai ini tetap bisa eksis di dunia pilitik Indonesia.

Maklum saja, belum lama ini partai Islam itu mendapatkan sorotan tajam lantaran mantan petingginya terkena kasus korupsi. "Kami sudah terbiasa dengan prediksi semacam itu. Hal itu bukan melemahkan, namun malah melecut kami untuk bekerja lebih keras," katanya. (*/WN/Gatra)




Read Post | komentar
 
© Copyright Indonesia Bangkit ! 2013 - Redesigned by @defio84 | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all