Lutfi
Hasan Ishaaq (LHI) divonis 16 tahun penjara. Ada yang menanggapi hal
itu dengan ‘girang’ dan ada yang merasa sedih dan miris. Termasuk
kelompok yang manapun Anda, ada sepenggal kejadian yang sangat
mengharukan sesaat sebelum dan sesudah LHI divonis. Penggalan kisah ini
diambil dari status FB Euro Abu Ali dengan sedikit perubahan, sebagai
berikut:
Alhamdulillah semalam kami berkesempatan bersilaturahmi dengan beliau
dan banyak ikhwah di pengadilan tipikor hingga persidangan berakhir.
Sebelum masuk ruang sidang masih di ruang tunggu beliau sempat berbagi
cerita dan memberikan kesempatan kepada banyak ikhwah yang hadir untuk
melepas kangen dan foto bersama dengan beliau.
“ Ustadz, bagaimana sudah siap dengan segala keputusan Majelis hakim?” Tanya banyak wartawan.
Beliau jawab, “Sekarang Anda saksikan saya ada di sini berarti saya siap dengan segala putusan majelis hakim.”
Setelah itu beliau menerima kotak kecil berwarna coklat dari Dr.
Taufik R Wijaya (Ketua Bid. Biro Hubungan Luar Negeri). Beliau bertanya
sambil berkaca-kaca matanya, “Antum tahu ini dari siapa?”
Kami semua di ruang tunggu terdiam, tiba-tiba beliau memecah kebekuan
dengan kata-kata, sambil menunjukkan kotak kecil itu, ini yg membuat
ana terharu… (semua terdiam)…, “Alhamdulillah investasi ana untuk
Palestina sudah berjalan dan Ini dari Khalid Misy’al.”
Sontak air mata tumpah ruah dalam ruang tunggu. Beliau lanjut
bercerita bahwa 4 hari sebelum ditahan KPK, beliau dari malaysia dengan
beberapa tokoh menggagas pertemuan Khalid Misyal dengan PM Malaysia
dalam rangka menggalang dukungan dan bantuan untuk Palestina. Dan
alhamdulillah pertemuan tersebut sudah berjalan dan setelah itu
rencananya Mesir, “Tapi saya… Antum semua yang sekarang harus
melanjutkan.”
Setelah itu beliau masuk ke ruang sidang, subhanalloh terlihat sabar…
tegar… dan seperti biasa senantiasa melempar senyum sambil mendengarkan
majelis hakim hingga vonis majelis hakim diputuskan. Setelah
persidangan selesai sebelum kembali ke ‘guntur’, beliau sempatkan
kembali berkumpul dan menyambut banyak ikhwah di ruang tunggu.
“Akhi, Bagaimana kita bisa berharap keadilan kepada yang tidak bisa
berbuat adil pada dirinya,” kata beliau sambil menunjuk ke atas. “Hanya
kepada Alloh kita berharap…”
Banyak cerita, hikmah, keteladanan, kesabaran, ketegaran, semangat
dan kelembutan dari beliau yang kami rasakan semalam, semoga keteladanan
beliau menjadi bekal bagi kita dalam menapaki jalan da’wah ini. Salah
satu pesan beliau: “Akhi, pondasi sudah disiapkan, selanjutnya silahkan
antum sekalian lanjutkan…”
Wallohu’alam…
* http://www.al-intima.com
0 komentar:
Posting Komentar