Harus diakui, visi dan misi pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa lebih kuat dibandingkan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.
Namun, tetap visi kedua pasangan itu belum menerangkan tentang politik anggaran untuk daerah. Demikian dikatakan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Jambi, Hasbi Anshory, dalam diskusi "Memilih Pemimpin Idaman (Suara Kaum Muda)" di Gedung DPD, Jakarta, Jumat (30/5).
"DPD ingin tahu bagaimana politik anggaran kedua pasangan capres-cawapres itu," katanya.
Selama ini, ujar Hasbi, anggaran ke daerah hanya 30 persen. Dan tidak jelas bagaimana anggaran daerah ke depan. Sementara di daerah banyak perusahaan tambang, minyak dan energi, dan lainnya.
Pembicara lain dalam diskusi itu, pemikir politik kebudayaan Ma’arif Institute, David Krisna Alka, lebih fokus membaca kebiasaan pemilih muda yang tidak membaca narasi, track record, dan visi misi capres-cawapres secara utuh.
"Kaum muda terjebak pada kampanye hitam. Karena itu saya sangat khawatir dalam Pilpres ini politik uang dan transaksional lebih dahsyat lagi. Kalau itu dibiarkan, maka Indonesia bisa karam," ujarnya. [rmol]
Namun, tetap visi kedua pasangan itu belum menerangkan tentang politik anggaran untuk daerah. Demikian dikatakan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Jambi, Hasbi Anshory, dalam diskusi "Memilih Pemimpin Idaman (Suara Kaum Muda)" di Gedung DPD, Jakarta, Jumat (30/5).
"DPD ingin tahu bagaimana politik anggaran kedua pasangan capres-cawapres itu," katanya.
Selama ini, ujar Hasbi, anggaran ke daerah hanya 30 persen. Dan tidak jelas bagaimana anggaran daerah ke depan. Sementara di daerah banyak perusahaan tambang, minyak dan energi, dan lainnya.
Pembicara lain dalam diskusi itu, pemikir politik kebudayaan Ma’arif Institute, David Krisna Alka, lebih fokus membaca kebiasaan pemilih muda yang tidak membaca narasi, track record, dan visi misi capres-cawapres secara utuh.
"Kaum muda terjebak pada kampanye hitam. Karena itu saya sangat khawatir dalam Pilpres ini politik uang dan transaksional lebih dahsyat lagi. Kalau itu dibiarkan, maka Indonesia bisa karam," ujarnya. [rmol]
0 komentar:
Posting Komentar