Sutan Bhatoegana mengkritik aturan konvensi capres yang dibentuk komite
konvensi. Menurut Ketua DPP Partai Demokrat itu aturan yang
mengharuskan kader partai lain nonaktif selama mengikuti konvensi tidak sejalan
dengan semangat konvensi.
"Menurut saya tidak perlu nonaktif apalagi keluar dari partai asalnya.
Karena kita mencari pemimpin bangsa bukan kader Demokrat," kata Sutan di
Kompleks Parlemen Senayan, Senin (26/8).
Konvensi capres Demokrat harus mempelopori kebijakan pemisahan jabatan
publik dengan posisi di partai. Bayangan Sutan, lima tahun mendatang tidak ada
lagi pejabat publik yang duduk sebagai fungsionaris partai. "Lima tahun
mendatang kalau sudah menjabar publik harus lepas jabatan," ujarnya.
Sutan tidak segan memuji kebijakan PKS yang menurutnya sudah berani
memisahkan jabatan publik dan jabatan partai. Menurutnya apa yang dilakukan PKS
patut ditiru partai-partai lain di Indonesia tak terkecuali Demokrat.
"PKS sudah mempelopori. Ini bagus. Pak Hidayat Nur Wahid saat jadi
Ketua MPR mundur sebagai Ketum PKS. Begitu juga Pak Tifatul saat menjadi
menteri mundur sebagai Ketum PKS," katanya.
Sutan membantah bila komite konvensi dianggap asal-asalan dalam menetapkan
peserta. Karena sampai saat ini konvensi masih merumuskan soal kriteria peserta.
Sutan menyatakan, "Nanti mereka (komite konvensi) mereka umumkan
September. Sekarang kan sedang bekerja mempersiapkan materi," ujar Sutan.
Konvensi capres Demokrat dilakukan dengan sistem semiterbuka. Dalam konteks
itu, Sutan menegaskan majelis tinggi berhak mengundang tokoh-tokoh nasional
yang dianggap layak memimpin bangsa untuk menjadi peserta.
Namun, imbuh Sutan, tokoh nasional yang mendapat undangan juga tetap akan
diverifikasi oleh komite konvensi. "Undangan diadakan (majelis tinggi),
tapi yang seleksi komite," katanya.
Sejauh ini Sutan masih percaya konvensi capres Demokrat tak akan bersifat
kontraproduktif bagi pemenangan Demokrat di pilpres 2014. Karena konvensi akan
diselenggarakan secara transparan dan diikuti tokoh-tokoh yang memiliki visi kebangsaan.
"Kita memilih tokoh yang memiliki visi nasional bukan tokoh yang
mengedepankan ego pribadi atau kelompoknya," ujar Sutan. (pm/rol) [nabawia]
0 komentar:
Posting Komentar