Revolusi mental yang digaungkan oleh calon presiden Joko Widodo
bertolak belakang dengan apa yang terjadi. Pasalnya pasangan capres
tersebut tidak menjelaskan mengenai adanya dugaan korupsi APBD dan
busway yang saat ini terjadi.
Demikian disampaikan Pengamat Politik Igor Dirgantara saat dihubungi wartawan, Senin (30/6).
"Jika
memang dia serius dengan revolusi mental, Jokowi harus terbuka dan
menjelaskan segamblang-gamblangnya kepada publik soal bus Transjakarta
dan APBD," katanya.
Merujuk pada paparan
Jokowi, revolusi mental harus dimulai dari sang pemimpin. "Nah, sekarang
saatnya momentum yang tepat. Warga Jakarta khususnya dan masayarakat
Indonesia menunggu karena selama ini Jokowi bungkam soal dua kasus besar
itu," tegasnya.
Dikatakan Igor kalau saat
Jokowi sapaan Joko Widodo menjadi pusat perhatian. Sehingga sorotan dari
masyarakat, lanjut dia, terutama ingkar janji untuk menjadi Gubernur
DKI hingga genap 5 tahun.
Jika mantan walikota
Surakarta ini tetap bersikap diam, maka kejujurannya semakin
dipertanyakan. Hal ini ironis dengan pencitraan Jokowi selama ini.
"Jika
dia masih bungkam maka jangan mengeluhkan soal kampanye hitam yang
menggerus elektabilitasnya. Justru sekarang terlihat sikapnya sendiri
yang membuatnya keterpilihannya merosot dan bukan karena black-campaig,"
pungkas pengajar Universitas Jayabaya ini.
Dalam
kasus korupsi bus Transjakarta, Kejaksaan Agung sebelumnya telah
menetapkan mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono sebagai
tersangka. Dalam proyek senilai Rp1,5 triliun tersebut, Kejaksaan juga
menetapkan tersangka lainnya, yakni Direktur Pusat Teknologi dan Sistem
Transportasi di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Prawoto. [aktual]
0 komentar:
Posting Komentar