Banjir dan tanah longsor yang telah memporak-porandakan Kota Manado
menyebabkan 12 orang meninggal dunia dan ribuan warga untuk sementara
tidak dapat menghuni rumah mereka. Banjir ini disebabkan hujan yang
turun sejak Sabtu siang hingga Ahad pagi, 17/02.
Sebagian warga tidak bisa menyelamatkan sama sekali harta benda mereka, hingga mengharuskan mereka mengungsi di beberapa tempat.
Untuk membantu para pengungsi, Tim Relawan Bencana PKS Kota Manado
turut serta dalam tanggap darurat banjir bersama elemen masyarakat lain
dan pemerintah daerah.
“Hingga saat ini kami sudah mendirikan dapur umum di Kelurahan
Tanjung, Komo Luar, Mahawu dan Dendengan Dalam, karna memang warga
sangat membutuhkan makanan jadi,” ujar koordinator Relawan Bencana PKS
Kota Manado, Zainul.
“Selain makanan jadi, warga juga sangat membutuhkan pakaian layak
pakai, sebab saat banjir sebagian mereka tidak dapat menyelamatkan
apapun dari rumah mereka,” ungkapnya.
Tim Relawan Bencana PKS Kota Manado membuka 6 posko bantuan, yakni di
kantor DPD PKS Manado di Tuminting, posko di Mahawu, Karame, Banjer,
Paal 2, dan kampung Argentina.
Menurut anggota Kepanduan PKS Kota Manado, Abu Rasyid Ridha, kondisi
banjir terparah dialami warga di daerah Karame, dimana lokasinya yang
berdekatan dengan sungai menyebabkan rumah-rumah terendam air hingga
warga harus mengungsi dan mendirikan tenda di jalan-jalan.
Dilaporkan bahwa PKS Kota Manado menginstruksikan tiap kadernya untuk
memberikan nasi bungkus untuk konsumsi para pengungsi. Masing-masing
kader diwajibkan menyumbangkan minimal 10 bungkus nasi bungkus sejak
hari Ahad.
Zainul mengharapkan agar masyarakat Manado dan Sulawesi Utara pada umumnya dapat membantu penanganan bencana banjir ini.
“Di tengah keterbatasan, kami akan terus berupaya membantu warga
korban banjir, karenanya kami sangat mengharapkan juga partisipasi dari
kader dan simpatisan PKS atau siapapun yang tergerak hatinya untuk
membantu.” *
0 komentar:
Posting Komentar