WALIKOTA Bandung Ridwan Kamil
melakukan langkah yang terbilang berani. Mulai Selasa (7/1) kemarin dia
menggulirkan program Selasa Tanpa Rokok.
Walikota anyar ini menyadari program ini tidak mudah, dan akan
banyak penentangan. Karena sangat boleh jadi industri rokok terganggu
dengan program ini. Bukan tidak mungkin jika program ini sukses, omset
pabrikan rokok bakal turun signifikan di Bandung.
RK, begitu ia dipanggil, di awal-awal program ini memilih cara lunak (soft). Dia rajin mensosialisasikan program ini melalui akun twiternya @ridwankamil. Misalnya dia menulis “Warga Bandung, jangan lupa Selasa besok kita mulai no smoking day. #SelasaTanpaRokok.”
Tweet yang disebar Senin 6 Januari 2013 malam itu pun mendapat respon beragam. Ada yang serius mendukung. Ada yang mendukung bari hereuy atau sambil becanda. Tapi ada juga menolak.
Namun secara umum respon masyarakat Bandung terhadap program ini
cukup bagus. “Sejauh ini respons masyarakat selalu bagus,” katanya di
Balaikota Bandung, Selasa kemarin.
Memang masih terlalu dini menilai program ini bakal berjalan atau tidak. Karena baru saja dimulai dan disosialisasikan.
Sejatinya program ini sejalan dengan pola hidup sehat yang gencar di
kampanyekan berbagai kalangan. Kesadaran untuk hidup sehat di masyarakat
pun makin meningkat. Pola hidup sehat tanpa rokok, alkohol, dan narkoba
perlahan tapi pasti makin banyak penggemarnya.
Tentu ada penentangan, tetapi melihat fenomena yang ada, program ini asalkan diseriusi sangat besar peluangnya untuk berhasil.
Tetapi yang perlu diingat, bagian terpenting dari sebuah program yang
mengajak masyarakat adalah keteladanan. Keteladanan dari seluruh
aparat, mulai dari pejabat paling tinggi sampai paling rendah untuk
menaati aturan main yang sudah dibuat.
Tanpa itu jangan harap masyarakat mau ikut program itu. Alih-alih mendukung masyarakat malah akan mencibir.
Untungnya sang Walikota dan Wakilnya sejalan dalam hal ini. Kalau tidak bakal berabe. Contohnya program bersepeda ke kantor di hari Jumat yang dicanangkan
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Program ini cukup baik, bukan saja
menekan konsumsi BBM dan polusi udara, tetapi juga menyehatkan.
Namun sang wakil gubernur nampaknya kurang pas dengan program ini.
Karena masih saja ke kantor menggunakan mobil. Jauh alasannya.
Ini jelas preseden yang kurang baik. Karena sikap itu berpotensi
di-copy paste pejabat di bawahnya. Program yang bagus bisa jadi sia-sia
karena kurang kompaknya pimpinan.
Karena Walikota dan wakilnya senafas, bisa diharapkan program Selasa
Tanpa Rokok ini berhasil. Sehingga slogannya kelak berubah tidak lagi
Selasa Tanpa Rokok tetapi menjadi Hidup Tanpa Rokok.*
0 komentar:
Posting Komentar