Sabtu, 23 November 2013

Mahfudz Siddiq : Indonesia Perlu Memilah Kawan dan Lawan

Pandangan politik luar negeri Indonesia yang diterjemahkan dengan ungkapan "million friends and zero enemy" perlu dikritisi dan ditinjau kembali. Demikian diungkapkan Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq pada acara diskusi di Rumah Pergerakan, Durensawit, Jakarta Timur, Jumat (22/11). 

"Tidak ada negara yang tidak memiliki musuh. Seharusnya Indonesia perlu memilah mana kawan dan mana lawan, bukan semua dianggap kawan," kata Mahfudz. 

Kebijakan politik luar negeri "million friends and zero enemy", yang dikemukakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2009 saat dirinya terpilih kembali menjadi kepala negara, menurut Mahfudz, menimbulkan kesan negara tidak memiliki sikap dan tidak memetakan kebijakan luar negeri yang strategis. 

Beberapa pengamat hubungan internasional juga sebelumnya pernah mengkritisi pandangan ini, karena membuat Indonesia seperti tidak memiliki identitas. 

Selain itu, dalam kasus penyadapan, Indonesia, dengan pandangan luar negeri "million friends and zero enemy" memang bukan bagian lingkaran aliansi sinyal intelijen dunia. Yang dimaksud Mahfudz adalah aliansi kegiatan intelijen dunia "lima mata" (five eyes), yang diprakarsai Amerika Serikat dan beranggotakan Australia, Inggris, Kanada, dan Selandia Baru. 

"Indonesia tidak termasuk bagian dari aliansi tersebut, karena itu sebenarnya wajar jika dijadikan target penyadapan," ungkapnya.
Hal yang dapat dilakukan Indonesia sekarang, kata dia, bersikap tegas terhadap negara-negara yang terbukti melakukan penyadapan, termasuk juga kepada Amerika Serikat, dan membenahi sistem keamanan informasi pejabat negara. 

Indonesia juga dihadapkan pada tantangan untuk membentuk fungsi kontra-intelijen pada Lembaga Sandi Negara dan Badan Intelijen Negara untuk memperkuat sistem informasi rahasia, tambah Mahfudz. [asatunews]

Share on :

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright Indonesia Bangkit ! 2013 - Redesigned by @defio84 | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all