Rabu, 30 Oktober 2013

Kampanye Produk Lokal, Nur Mahmudi Enggan Makan Pisang Impor

Kampanye mencintai produk dalam negeri terus digencarkan Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail. Baik melalui wacana maupun kehidupan sehari-hari. Dalam sebuah acara silaturahim dan diskusi dengan segenap jajaran PT Lentera Jaya Abadi (LJA) di Jakarta Timur, Senin (28/10/2013), Nur Mahmudi menolak hidangan yang disediakan office boy. Di antaranya pisang, jeruk, roti dan air mineral.

Di awal acara diskusi itu, Nur Mahmudi sempat memeriksa isi kotak makanan ringan yang disediakan. Hingga usai acara, tiada yang dijamahnya.
"Maaf ya, saya tidak makan rotinya," ujar penggagas program One Day No Rice (Sehari Tanpa Nasi) ini kepada tuan rumah.

Nur Mahmudi menganggap, roti yang dihidangkan terbuat dari tepung terigu yang diimpor. Begitu pula dengan hidangan lainnya, dinilai barang-barang asal luar negeri.
Salah seorang asistennya pun meminta tuan rumah untuk mencarikan ubi rebus. Begitu hendak dicarikan ubi rebus yang biasa dijual pedagang gerobak, rupanya hujan keburu turun begitu derasnya sore itu.

“Minta air putih (biasa) aja,” pesan sang asisten.
Nur Mahmudi pun tetap semangat menjalani acara yang berlangsung sejak usai Ashar hingga azan Mahgrib itu. Meski hanya “ditemani” segelas air putih. 

Barang Impor Persulit Bangsa
Dalam penyampaiannya pada diskusi itu, dia berpesan, sikap mencintai produk lokal harus terus ditumbuhkan segenap komponen bangsa. Apalagi saat itu bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda.

Baginya, Indonesia semakin terpuruk dengan maraknya imporisasi barang-barang asing. Akibatnya, masyarakat bangsa ini menjadi konsumtif terhadap produk impor.
“Ini adalah sebuah kekalahan bangsa yang sangat dahsyat. Yang agak sulit untuk membawa kita akan menjadi lebih maju dalam perspektif keseluruhan. Ini sudah ngomongnya bukan agama dan non agama,” terang pria murah senyum ini.

Meski demikian, Nur Mahmudi tidak memungkiri jika dirinya belum terlepas sepenuhnya dari produk-produk impor. Pasalnya, masih banyak produk asing di Indonesia yang dibutuhkan namun belum ada gantinya oleh produk dalam negeri.
“HP (handphone. Red) impor, karena belum ada subsidernya. Kalau ada subsider, ane (saya. Red) langsung ganti (HP),” dalih mantan Presiden Partai Keadilan ini.*[hidayatullah.com]
Share on :

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright Indonesia Bangkit ! 2013 - Redesigned by @defio84 | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all