Di belahan dunia lain, banyak pemimpin negara memberi perhatian terhadap pembinaan olahraga. Mereka membahagiakan rakyatnya melalui pemenuhan segala hal berhubungan dengan kebutuhan peningkatan prestasi.
Taufik Jursal tak pernah jauh dari sepakbola usia dini.
Taufik Jursal tak pernah jauh dari sepakbola usia dini.
Mereka adalah pemimpin-pemimpin yang sadar, prestasi membutuhkan modal besar. Tak cuma pemenuhan sarana dan prasarana, tapi juga peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia.
Di Indonesia, dapat kita lihat melalui Pekan Olahraga Nasional (PON). Provinsi-provinsi yang memberi perhatian serius terhadap pembinaan olahraga, maka provinsi itulah yang kemudian tampil dominan di PON. Bahkan, demi PON, sejumlah provinsi yang terlambat melakukan pembinaan, atau yang enggan melakukan pembinaan berjenjang dan berkesinambungan, rela mengeluarkan dana besar untuk membeli ‘atlet-atlet jadi’ dari provinsi lain.
Akibatnya, hal itu bukan cuma merugikan provinsi yang atletnya ‘di bajak’, tapi juga Indonesia secara keseluruhan. Mengapa? Karena sumber daya atlet tak bertambah, melainkan cuma berganti bendera. Berbeda jika, misalnya, seluruh provinsi berlomba menggali potensi atlet di daerah masing-masing dan kemudian menampilkannya dalam kompetisi yang ketat di tingkat nasional melalui Kejuaraan Nasional atau PON.
Provinsi Banten, misalnya. Daerah yang baru diproklamirkan pada 2000 ini sebenarnya juga memiliki potensi atlet yang bisa bersaing di PON. Namun, potensi itu belum sepenuhnya digali, termasuk di bidang sepakbola dan futsal.
Bisa jadi itulah sebabnya pada PON 2012 di Riau, Provinsi Banten tak memiliki wakil di sepakbola dan futsal.
“Itu memprihatinkan,” kata Taufik Jursal Effendi, ‘perajin’ pembinaan olahraga usia dini di hampir 30 tahun dari 52 tahun usianya.
Karena itu, tahun ini, Taufik bertekad maju sebagai calon anggota legislatif DPRD Banten pada Pemilu Caleg 2014 demi mewujudkan ambisinya membantu persepakbolaan Tangerang khususnya dan Banten umumnya. “Saya sudah coba dari luar struktur birokrasi, tapi benturannya banyak sekali,” kata Taufik yang maju di Daerah Pemilihan (Dapil) 5 Kota Tangerang A dari Partai Keadilan Sejahtera ini.
Taufik Jursal tak pernah jauh dari sepakbola usia dini.
Taufik Jursal tak pernah jauh dari sepakbola usia dini.
Mereka adalah pemimpin-pemimpin yang sadar, prestasi membutuhkan modal besar. Tak cuma pemenuhan sarana dan prasarana, tapi juga peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia.
Di Indonesia, dapat kita lihat melalui Pekan Olahraga Nasional (PON). Provinsi-provinsi yang memberi perhatian serius terhadap pembinaan olahraga, maka provinsi itulah yang kemudian tampil dominan di PON. Bahkan, demi PON, sejumlah provinsi yang terlambat melakukan pembinaan, atau yang enggan melakukan pembinaan berjenjang dan berkesinambungan, rela mengeluarkan dana besar untuk membeli ‘atlet-atlet jadi’ dari provinsi lain.
Akibatnya, hal itu bukan cuma merugikan provinsi yang atletnya ‘di bajak’, tapi juga Indonesia secara keseluruhan. Mengapa? Karena sumber daya atlet tak bertambah, melainkan cuma berganti bendera. Berbeda jika, misalnya, seluruh provinsi berlomba menggali potensi atlet di daerah masing-masing dan kemudian menampilkannya dalam kompetisi yang ketat di tingkat nasional melalui Kejuaraan Nasional atau PON.
Provinsi Banten, misalnya. Daerah yang baru diproklamirkan pada 2000 ini sebenarnya juga memiliki potensi atlet yang bisa bersaing di PON. Namun, potensi itu belum sepenuhnya digali, termasuk di bidang sepakbola dan futsal.
Bisa jadi itulah sebabnya pada PON 2012 di Riau, Provinsi Banten tak memiliki wakil di sepakbola dan futsal.
“Itu memprihatinkan,” kata Taufik Jursal Effendi, ‘perajin’ pembinaan olahraga usia dini di hampir 30 tahun dari 52 tahun usianya.
Karena itu, tahun ini, Taufik bertekad maju sebagai calon anggota legislatif DPRD Banten pada Pemilu Caleg 2014 demi mewujudkan ambisinya membantu persepakbolaan Tangerang khususnya dan Banten umumnya. “Saya sudah coba dari luar struktur birokrasi, tapi benturannya banyak sekali,” kata Taufik yang maju di Daerah Pemilihan (Dapil) 5 Kota Tangerang A dari Partai Keadilan Sejahtera ini.
“Target saya bukan cuma meloloskan sepakbola dan futsal Banten ke PON, tapi jadi finalis dan bila perlu jadi juara!” tandas tokoh Kota Tangerang yang waktunya lebih banyak habis di dunia olahraga ketimbang untuk keluarga ini.
Untuk itu, kader Partai Keadilan Sejahtera ini menyebut sudah memiliki konsep untuk memajukan sepakbola dan futsal, khususnya di Kota Tangerang karena saat ini geliat sepakbolanya agak melemah meski Tangerang memiliki tim sepakbola Persita dan Persikota.
“Ke depan, Tangerang dan Banten harus punya konsep pembinaan usia dini mulai U-6 hingga U-16. Kita lihat, negara lain yang sepakbolanya maju, semuanya memiliki model pembinaan sejak U-6,” papar Taufik, salah satu pendiri Liga Mahasiswa DKI Jakarta 1982 yang saat itu diikuti 17 perguruan tinggi, ini.
“Kita bisa, asal ada dukungan dari seluruh stakeholder sepakbola dan futsal Kota Tangerang dan Banten nantinya,” tambah Taufik yang juga General Manager Futsal Pondok Indah ini. [PKS Tangerang]
0 komentar:
Posting Komentar