Pesta demokrasi 2014 semakin dekat, pertarungan di
pentas perpolitikan semakin menemukan ruangnya. Atraksi-atraksi dari berbagai
parpol pun kian sangat attraktif, dan begitu
atraktifnya penonton pun dibuat bingung dan penuh teka teki siapakah pelakon atraksi
dari mereka yang menarik dan perlu dipilih. Dimulai februari tahun 2013
genderang pertarungan telah ditabuh dengan begitu dahsyatnya, dengan tersangkut
dan disangkutkannya parpol-parpol terhadap kasus-kasus yang menjatuhkan kredibilitas
dan integritas parpol.
Dengan terbukanya beberapa
‘kasus’ yang menyeret beberapa parpol keranah hukum ditambah lagi dengan peran
media yang memberitakan kondisi yang ada dengan sangat provokatif semakin memperkeruh suasana dan kondisi perpolitikan
dan kondisi bangsa. Dan hasil dari kondisi ini menimbulkan effect yang luar biasa ditengah-tengah
masyarakat dibuat semakin tidak percaya (skeptic) dengan
parpol-parpol yang ada.
Ditengah kondisi masyarakat
yang skeptic
dan antipati terhadap parpol maka perlu ada cara baru dalam membangun brand yang mengesankan bahwa politik itu
sesuatu yang indah dan menyenangkan. Seperti apapun kondisi parpol saat ini, tentu
demokrasi dinegeri ini tidak boleh gulung tikar begitu saja karena parpol-parpolnya
tersandung kasus, ibarat kata pepatah“the
show must gone”.
Dan parpol adalah salah satu instrument yang mesti ada dalam
ruang perpolitikan di negeri ini. Dan cara yang sangat efektif dalam membranding ulang suasana perpolitikan
dan parpol sebagai sebuah institusi adalah dengan membangun personal branding
para penggerak parpol.
Yang namanya parpol pasti membutuhkan mesin politik,
dan mesin politik yang sangat efektif dalam menjamin keberlangsungan sebuah partai
adalah kader-kadernya, selain tentunya di dukung dengan dana dan ide-ide besar
para pengelola parpol.
Sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Ustaz Anis Matta bahwa
dalam sebuah lembaga bahkan Negara ada tiga hal yang sangat dibutuhkan, yang
pertama adalah ide, yang kedua adalah uang dan yang ketiga adalah orang, ketiga
komponen ini saling menguatkan dan orang adalah komponen terpenting karena uang
dan ide bisa diciptakan dari orang-orang.
Terkait hal ini, personal
branding orang-orang yang ada dalam sebuah partai menjadi keharusan, terutama
para caleg dan pengurus-pengurusnya, tentu ini bertujuan menggeser apa yang
masyarakat sebagai voter rasakan, ketidakpercayaan terhadap parpol tereduksi dengan
sosok yang punya branding yang baik dekat dan bisa dipercaya.
Misalnya caleg A dari parpol
A, ketidakpercayaan terhadap parpol A akibat beberapa hal dan penggiringan opini
yang mengesankan partai A buruk akan tereduksi dengan sendirinya oleh caleg A
yang dikenal ramah, suka menyapa, mampu membangun komunikasi dengan masyarakat dan
memiliki komunitas yang keberadaan komunitasnya sangat bermanfaat bagi masyarakat.
Semakin sering si A bertemu dan menyapa masyarakat serta terus menerus secara konsisten
berkomunikasi maka akan semakin menguatkan brandingnya.
Dan masyarakat yang
sudah ‘tercelup’ dengan branding caleg A ini, tidak mudah terpengaruh atas apapun
yang terjadi dengan partainya. Nah begitulah kuatnya nilai personal branding, yang
terkadang orang membeli sesuatu itu bukan karena yang dibelinya tapi siapa penjualnya. Semoga bermanfaat.
Oleh : Syahrul Padillah, S.Pd (Kabid. Kaderisasi DPC PKS Marpoyan Damai)
0 komentar:
Posting Komentar