Kamis, 24 Oktober 2013

Personal Branding untuk kemenangan


Pesta  demokrasi 2014 semakin dekat, pertarungan di pentas perpolitikan semakin menemukan ruangnya. Atraksi-atraksi dari berbagai parpol  pun kian sangat attraktif, dan begitu atraktifnya penonton pun dibuat bingung dan penuh teka teki siapakah pelakon atraksi dari mereka yang menarik dan perlu dipilih. Dimulai februari tahun 2013 genderang pertarungan telah ditabuh dengan begitu dahsyatnya, dengan tersangkut dan disangkutkannya parpol-parpol terhadap kasus-kasus yang menjatuhkan kredibilitas dan integritas parpol.

Dengan terbukanya beberapa ‘kasus’ yang menyeret beberapa parpol keranah hukum ditambah lagi dengan peran media yang memberitakan kondisi yang ada dengan sangat provokatif  semakin memperkeruh suasana dan kondisi perpolitikan dan kondisi bangsa. Dan hasil dari kondisi ini menimbulkan effect  yang luar biasa ditengah-tengah masyarakat dibuat semakin tidak percaya (skeptic) dengan parpol-parpol yang  ada. 

Ditengah kondisi masyarakat  yang skeptic dan antipati terhadap parpol maka perlu ada cara baru dalam membangun brand yang mengesankan bahwa politik itu sesuatu yang indah dan menyenangkan. Seperti apapun kondisi parpol saat ini, tentu demokrasi dinegeri ini tidak boleh gulung tikar begitu saja karena parpol-parpolnya tersandung kasus, ibarat kata pepatah“the show must gone”.  

Dan parpol adalah salah satu instrument yang mesti ada dalam ruang perpolitikan di negeri ini. Dan cara yang sangat  efektif dalam membranding ulang suasana perpolitikan dan parpol sebagai sebuah institusi adalah dengan membangun personal branding para penggerak parpol.

Yang  namanya parpol pasti membutuhkan mesin politik, dan mesin politik yang sangat efektif dalam menjamin keberlangsungan sebuah partai adalah kader-kadernya, selain tentunya di dukung dengan dana dan ide-ide besar para pengelola parpol. 

Sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Ustaz Anis Matta bahwa dalam sebuah lembaga bahkan Negara ada tiga hal yang sangat dibutuhkan, yang pertama adalah ide, yang kedua adalah uang dan yang ketiga adalah orang, ketiga komponen ini saling menguatkan dan orang adalah komponen terpenting karena uang dan ide bisa diciptakan dari orang-orang.

Terkait hal ini, personal branding orang-orang yang ada dalam sebuah partai menjadi keharusan, terutama para caleg dan pengurus-pengurusnya, tentu ini bertujuan menggeser apa yang masyarakat sebagai voter rasakan, ketidakpercayaan terhadap parpol tereduksi dengan sosok yang punya branding yang baik dekat dan bisa dipercaya. 

Misalnya caleg A dari parpol A, ketidakpercayaan terhadap parpol A akibat beberapa hal dan penggiringan opini yang mengesankan partai A buruk akan tereduksi dengan sendirinya oleh caleg A yang dikenal ramah, suka menyapa, mampu membangun komunikasi dengan masyarakat dan memiliki komunitas yang keberadaan komunitasnya sangat bermanfaat bagi masyarakat. Semakin sering si A bertemu dan menyapa masyarakat serta terus menerus secara konsisten berkomunikasi maka akan semakin menguatkan brandingnya. 

Dan masyarakat yang sudah ‘tercelup’ dengan branding caleg A ini, tidak mudah terpengaruh atas apapun yang terjadi dengan partainya. Nah begitulah kuatnya nilai personal branding, yang terkadang orang membeli sesuatu itu bukan karena yang dibelinya tapi siapa penjualnya. Semoga bermanfaat.

Oleh : Syahrul Padillah, S.Pd (Kabid. Kaderisasi DPC PKS Marpoyan Damai)

Share on :

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright Indonesia Bangkit ! 2013 - Redesigned by @defio84 | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all